ARAKAN (Arrahmah.com) – Pasukan Myanmar melepaskan tembakan ke arah Muslim rohingya, melakukan pemerkosaan dan berdiri memerangi Muslim selama gelombang kekerasan berlangsung, ujar sebuah organisasi ham pada Rabu (1/8/2012), lapor The News Kamis (2/8).
Pemerintah Myanmar gagal melindungi kaum Muslim dan ummat Budha dan kemudian melepaskan kampanye kekerasan dan massa melawan rohingya, lanjut organisasi tersebut dalam sebuah laporan.
Kekerasan yang meletus sejak Juni lalu di negara bagian Rakhine di mana etnis Muslim Rohingya dan Budha Rakhine tinggal, telah meninggalkan puluhan orang tewas, berdasarkan angka resmi yang diumumkan dan memaksa puluhan ribu Muslim mengungsi karena rumah-rumah mereka dibakar.
Laporan berdasarkan lusinan wawancara saksi, mengatakan bahwa peristiwa di negara bagian Rakhine (Arakan) menunjukkan bahwa penganiayaan disponsori negara dan adanya diskriminasi, meskipun janji pemerintah untuk mengakhiri kerusuhan. Polisi dan pasukan paramiliter menembaki Muslim Rohingya dengan peluru tajam.
Mengutip salah satu kesaksian di Sittwe, ibukota Arakan, mengatakan bahwa pasukan “keamanan” menyaksikan gerombolan Budha yang membakar rumah-rumah Muslim Rohingya tanpa melakukan apapun untuk menghentikannya.
“Ketika orang-orang berusaha memadamkan api, tembakan paramiliter ditujukan kepada kami. Dan mereka memukul orang-orang dengan tongkat besar.”
Berbicara dengan dialek Bengali yang mirip dengan Bangladesh, Muslim Rohingya dianggap sebagai imigran gelap oleh pemerintah Myanmar. Mereka tidak memiliki kewarganegaraan, akses pendidikan atau kesehatan. (haninmazaya/arrahmah.com)