TRIPOLI (Arrahmah.com) – Menteri Pertahanan Liba mengatakan bahwa militer belum memiliki kontrol atas Bani Walid, salah satu benteng terakhir dari rezim Gaddafi dan bahwa kelompok-kelompok bersenjata masih mencegah keluarga untuk kembali ke rumah.
“Kepala staf tidak memiliki kontrol atas kota dan orang-orang bersenjata masih mencegah keluarga untuk kembali pulang,” ujar Osama al-Jueili kepada para wartawan di Tripoli pada Senin (29/10/2012) seperti yang dilansir Al Jazeera. Ia menambahkan bahwa kelompok bersenjata masih mengendalikan sebuah pos pemeriksaan yang mengarah ke kota.
Pertempuran di Bani Walid pada bulan ini mengakibatkan puluhan ribu orang mengungsi, ungkap Jueili, termasuk 30.000 orang yang melarikan diri ke kota didekatna, Tarhuna dan 10.000 yang menuju ibukota.
“Kota tersebut benar-benar kosong kecuali untuk sejumlah orang yang masih bertahan di sana dengan kondisi yang tragis, tidak ada aktivitas, dampak penembakan terlihat dimana-mana,” ujarnya.
Jueili sebelumnya belum pernah membuat pernyataan di hadapan publik mengenai situasi di Bani Walid.
Bani Walid, sebuah wilayah yang berlokasi sekitar 185 km dari tenggara Tripoli adalah salah satu kota terakhir yang jatuh ke tangan NATO dalam konflik tahun lalu yang berhasil menggulingkan rezim Gaddafi.
Ketegangan di sana meletus sejak bulan Oktober dalam merespon kematian Omran Shaaban (22), seorang mantan pemberontak Libya dari kota Misurata yang ikut mengambil bagian dalam penangkapan Gaddafi. Ia diculik di Bani Walid kemudian disiksa sampai mati oleh milisi loyalis Gaddafi. (haninmazaya/arrahmah.com)