GAZA (Arrahmah.id) – Tentara ‘Israel’ telah mengizinkan penjarahan truk bantuan kemanusiaan oleh orang-orang bersenjata dan “geng” yang putus asa saat mereka memasuki Jalur Gaza, surat kabar Haaretz melaporkan pada Senin (11/11/2024).
Menurut laporan tersebut, orang-orang bersenjata telah memblokir jalan yang dilalui truk untuk memasuki wilayah tersebut melalui perbatasan Kerem Shalom. Wilayah tersebut sepenuhnya berada di bawah kendali pasukan ‘Israel’, yang “menutup mata,” tambahnya.
“Karena beberapa kelompok bantuan menolak membayar uang perlindungan, bantuan tersebut sering kali berakhir di gudang-gudang yang berada di bawah kendali tentara ‘Israel’,” tulis Haaretz.
“Serangan bersenjata terjadi hanya beberapa ratus meter dari pasukan ‘Israel’. Beberapa kelompok bantuan mengatakan pengemudi truk yang diserang bahkan meminta bantuan dari IDF, tetapi tentara menolak untuk campur tangan. Selain itu, mereka mengatakan, tentara melarang mereka mengambil jalan alternatif yang dianggap lebih aman,” kata sumber di Gaza.
“Saya mencoba segalanya. Kami ingin menempuh jalan lain, tetapi IDF melarang kami,” kata seorang pejabat bantuan senior di wilayah tersebut.
Menurut laporan, kelompok bantuan lainnya akhirnya setuju untuk membayar biaya perlindungan.
“Saya melihat satu tank ‘Israel’ dan seorang warga Palestina bersenjata senapan Kalashnikov hanya 100 meter dari tank itu. Orang-orang bersenjata itu memukuli pengemudi dan mengambil semua makanan jika mereka tidak dibayar [uang perlindungan],” tambah pejabat bantuan itu.
Haaretz mengutip sumber-sumber militer yang mengatakan bahwa di masa lalu, tentara telah menyerang para penjarah, tetapi pekerja bantuan terluka dalam proses tersebut. Militer menyebut daerah itu sebagai “zona penjarahan.”
“Penjarahan konvoi tersebut mencerminkan anarki total yang terjadi di Gaza karena tidak adanya pemerintahan sipil yang berfungsi. Dalam beberapa kasus, mereka menambahkan, sisa-sisa pasukan polisi setempat mencoba mengambil tindakan terhadap para penjarah, tetapi diserang oleh pasukan ‘Israel’ yang menganggap mereka sebagai bagian dari Hamas,” kata sumber harian tersebut.
Kelompok-kelompok bantuan mengatakan tidak ada solusi kecuali pembentukan pasukan polisi – baik lokal maupun internasional – yang akan ditempatkan di Gaza. Namun pemerintah dan militer ‘Israel’ menolak hal ini, dan bersikeras bahwa militer harus bertanggung jawab atas penyaluran bantuan.
Akhir bulan lalu, Kantor Media Pemerintah di Gaza mengonfirmasi bahwa ‘Israel’ masih mencegah masuknya ratusan ribu truk bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang terkepung.
Sejak Operasi Banjir Al-Aqsa, ‘Israel’ telah memblokir “lebih dari seperempat juta truk bantuan dan barang,” kata pernyataan itu.
Tentara ‘Israel’ juga berulang kali mengizinkan para pemukim untuk mencegat dan merusak truk bantuan dan isinya sebelum memasuki Gaza.
The Guardian mengatakan dalam sebuah laporan awal tahun ini bahwa pejabat keamanan ‘Israel’ telah memberi tahu para pemukim tentang lokasi truk bantuan, yang memungkinkan mereka untuk memblokir dan menyerang kendaraan tersebut dalam perjalanan ke Gaza. (zarahamala/arrahmah.id)