TRIPOLI (Arrahmah.com) – Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin oleh Lasksamana Khalifa Haftar mengatakan telah menembak jatuh dua pesawat Turki di lembah Dynar dan Tininai, yang berusaha untuk mengebom ambulans dan kendaraan bantuan di kota Bani Walid, menurut sumber militer dan lokal Libya, Sabtu (18/4/2020).
Drone juga menargetkan situs militer di dekat kota Tarhuna, yang dianggap sebagai pangkalan militer utama pertama dalam kampanye LNA untuk membebaskan Tripoli.
Divisi Media Militer LNA mengumumkan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa pertahanannya menembak jatuh pesawat tanpa awak Turki di Tarhuna, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Operation Dignity Room LNA juga mengeluarkan pernyataan di mana pihaknya mengindikasikan drone itu jatuh ketika sedang mencoba untuk melakukan misi tempur.
Di sisi lain, pasukan yang loyal kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) menuduh pasukan LNA membom daerah pemukiman di Ain Zara dan membunuh seorang dokter.
Operation Volcano Rage mengeluarkan pernyataan yang mengklaim bahwa pasukan LNA membom toko makanan di daerah al-Karimiya, menewaskan seorang warga dan melukai 11 lainnya, termasuk empat orang dari satu keluarga.
Juru Bicara Layanan Ambulans Libya Ousama Ali membenarkan dalam sebuah pernyataan pers bahwa sebuah rumah dibom di al-Hadaba al-Badri, melukai lima warga.
Layanan itu mendesak warga Tripoli untuk tetap di ruang bawah tanah dan menghindari balkon atau jendela dan mematuhi jam malam.
Ali juga melaporkan bahwa Royal Clinic di Tripoli menjadi sasaran, dan para pejabat mengevakuasi para pasien dan staf medis.
Media lokal yang loyal kepada GNA mengutip walikota Souk al-Jumaa di Tripoli, yang mengatakan bahwa pasukan LNA membom sebuah lingkungan perumahan dengan rudal Grad.
Dalam perkembangan lain, juru bicara LNA Mayor Jenderal Ahmed Al-Mismari mengutip komandan Mayor Jenderal Wilayah Militer Tobruk Salem al-Refadi yang membenarkan bahwa insiden antara anggota Direktorat Tobruk dan warga lokal lainnya tidak disengaja.
Pada hari Kamis (16/4), terjadi masalah antara anggota tim penyelamat Tobruk dan pemilik toko terkait tindakan coronavirus, yang menyebabkan kematian satu warga negara dan cedera lainnya.
Mismari menekankan bahwa laporan yang diterbitkan oleh saluran Ikhwanul Muslimin adalah palsu, mencatat bahwa peristiwa malang terjadi ketika penyelamat berusaha menerapkan langkah-langkah jam malam yang diberlakukan untuk membantu membatasi penyebaran coronavirus. (Althaf/arrahmah.com)