BASILAN (Arrahmah.com) – 18 tentara Filipina dan lima militan Abu Sayyaf tewas dalam pertempuran sengit pada Sabtu (9/4/2016) di Basilan, Filipina.
CNN Philippines mengutip juru bicara Komando Mindanao Barat, Mayor Filemon Tan yang menyatakan bahwa lebih dari 50 prajurit lainnya terluka akibat baku tembak yang terjadi selama hampir sepuluh jam itu.
Namun, hingga kini belum ada informasi terkait 10 warga negara Indonesia anak buah kapal Anand 12 yang disandera militan itu sejak akhir Maret lalu.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementeriian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, menyatakan hingga kini Kemlu tidak menerima informasi bahwa sandera WNI berada di lokasi penyerbuan.
“Kami tidak pernah memperoleh informasi bahwa 10 WNI ada di daerah Basilan,” ujar Iqbal melalui pesan kepada CNN Indonesia pada Ahad (10/4).
Penculikan 10 ABK oleh kelompok Abu Sayyaf telah berlangsung selama lebih dari 10 hari. Kapal Tongkang Anand 12 dan Brahma 12 yang membawa 7 ribu ton batu bara bertolak dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menuju Filipina pada 15 Maret. Kedua kapal dibajak kelompok Abu Sayyaf di perairan Sulu pada 27 Maret lalu.
Kapal Brahma 12 sudah lebih dahulu dilepas dan kini berada di tangan otoritas Filipina. Sementara 10 WNI ABK Anand 12 hingga saat ini masih disandera militan Abu Sayyaf, yang meminta uang tebusan sekitar Rp15 miliar. (fath/arrahmah.com)