SULU (Arrahmah.com) – Tentara pemerintah Filipina didukung oleh militer Amerika Serikat yang berpangkal di Sulu, menyerang sebuah masjid di Jolo, Sulu.
Serangan keji ini terjadi bermula dari sebuah bom tepi jalan meledak di Marina Street, Jolo, Sulu pada 14 September lalu, dimana kedua kelompok angkatan bersenjata (militer Filipina dan AS) sedang melewati wilayah tersebut.
Meski tidak ada korban jiwa dalam insiden 14 September tersebut, Filipina dan AS melakukan aksi pembalasan, yakni dengan menyerang sebuah Barter Trade Mosque yang terletak di dekat tempat insiden bom tepi jalan yang menghantam mereka.
Kantor Pelabuhan Filipina yang berada di seberang masjid pun tak urung menjadi sasaran aksi balas dendam tersebut.
Dan tentu saja, Manajer Pelabuhan, Ebnohasim Undog, geram dan mengajukan tuntutan terhadap para prajurit yang bertanggung jawab dalam melakukan penyerangan terhadap masjid dan kantornya.
Penduduk Jolo pun marah pada para tentara itu yang dengan semena-mena menyerang tempat beribadah bagi muslim.
Salah seorang pekerja di Kantor Pelabuhan mengatakan bahwa ledakan tepi jalan itu adalah karangan mereka semata. Komentar ini pun diamini oleh penduduk lainnya.
Para penduduk melaporkan bahwa Marinir Filipina berada di balik ledakan tersebut untuk menyembunyikan aksi mereka (tentu saja ada kepentingan Amerika Serikat di dalamnya) melalui pelabuhan dari perhatian masyarakat.
Setelah mengatakan bahwa pihaknya menjadi sasaran peledakan bom tepi jalan, para prajurit melakukan penyerangan brutal ke arah masjid dan kantor pelabuhan.
Sulu telah menjadi salah satu provinsi yang paling dimiliterisasi di Filipina, juga menjadi tempat yang nyaman bagi 600 pasukan khusus AS yang ditugaskan di Mindanao sebagai bagian dari RP-US Visiting Forces Agreement. (althaf/tum/arrahmah.com)