TRIPOLI (Arrahmah.com) – Tentara boneka Libanon yang mendukung militan Syi’ah “Hizbullah” menangkap 50 warga sipil di kota-kota dan kamp-kamp pengungsi Suriah di utara negara itu pada Kamis (30/10/2014) tanpa alasan yang jelas. Ini merupakan bagian dari tindakan keras pasukan boneka Libanon setelah pertempuran dengan Mujahidin selama akhir pekan.
Tentara melancarkan beberapa penggerebekan sejak Mujahidin terlibat bentrok dengan tentara di dan sekitar kota Tripoli pada Jum’at hingga Ahad pekan lalu.
Tentara bergerak ke kota a-Minya, Mashta Hassan, Mashta Hammoud dan kamp-kamp pengungsi di kota Behneen pada Rabu (29/10). 50 tahanan sebagian besar adalah warga Suriah namun terdapat sembilan warga Libanon dan seorang Palestina, ujar
pernyataan militer seperti dilansir Reuters.
Militer boneka Libanon mengklaim bahwa mereka menahan seorang pria di sebuah pos pemeriksaan dekat kota perbatasan Arsal dengan tuduhan pria tersebut adalah penyelundup senjata untuk “militan” di daerah itu.
Para pejabat Libanon yang ketakutan terus menyatakan bahwa Mujahidin Suriah sedang mencoba untuk memperluas pengaruh mereka di daerah-daerah mayoritas Muslim di utara Libanon.
Perang Suriah mulai merembet ke Libanon sejak militan Syi’ah Libanon yang menamai diri mereka “Hizbullah” secara terang-terangan menyatakan dukungannya kepada rezim Syi’ah Suriah pimpinan Assad dan mengirimkan pasukannya untuk membela Assad.
Serangkaian serangan bom dan bentrokan antara Mujahidin Suriah dengan tentara boneka Libanon yang mendukung “Hizbullah” terjadi sejak awal tahun ini. Pertempuran di utara Libanon pada akhir pekan lalu telah menewaskan sedikitnya 11 tentara boneka dan delapan warga sipil, menurut klaim sumber keamanan.
Pertempuran itu menjadi pertempuran terburuk sejak awal Agustus ketika Mujahidin Jabhah Nushrah melancarkan serangan ke Arsal dan menawan 20 tentara Libanon.
Di sebelah tenggara dekat perbatasan Suriah, pasukan boneka Libanon juga menangkap 12 warga sipil Suriah dengan tuduhan menjadi anggota kelompok “militan” yang terlibat dalam pertempuran di Arsal dan memasuki negara itu secara ilegal. Tuduhan yang belum terbukti kebenarannya. (haninmazaya/arrahmah.com)