TRIPOLI (Arrahmah.com) – Tentara bayaran Afrika digunakan oleh otoritas diktator Libya untuk menghancurkan pemrotes, mendorong beberapa pasukan tentara beralih memihak oposisi, ujar Duta Besar Libya untuk India yang mengundurkan diri setelah aksi penumpasan pada Selasa (22/2/2011).
“Mereka berasal dari Afrika, dan berbicara bahasa Perancis dan bahasa lainnya,” ujar Ali al-Essawi dalam sebuah wawancara kepada Reuters, menambahkan bahwa ia menerima informasi ini dari sumber negara anggota OPEC.
Essawi, yang telah meninggalkan kedutaan sejak ia mengundurkan diri pada Senin (21/2) untuk memprotes tindakan kekerasan, kini tinggal di sebuah hotel di New Delhi, mengatakan ia diberitahu bahwa terjadi pembelotan tentara.
“Mereka (tentara) adalah rakyat Libya dan mereka tidak dapat melihat orang asing membunuh rakyat Libya lainnya sehingga mereka bergerak memihak kepada rakyat,” ujar Essawi.
Para diplomat mengatakan Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan tertutup untuk membahas krisis Libya.
“Orang-orang Libya tidak dapat melakukan apapun terhadap angkatan udara. Kami tidak bisa menyeru untuk pasukan internasional, tapi kami menyeru komunitas internasional untuk menyelamatkan Libya,” lanjut Essawi.
Sebelumnya Essawi juga mengatakan kepada Reuters bahwa ia mengharapkan lebih pada diplomat asing untuk mengundurkan diri karena kekerasan yang sedang berlangsung di Libya. Ia mengatakan duta di Cina, Polandia, Tunisia dan Liga Arab serta Amerika Serikat juga telah mundur.
“Pesawat tempur membombardir sipil di jalan-jalan di Tripoli, ini adalah tindak kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.” (haninmazaya/arrahmah.com)