Kegagalan AS dalam perang Irak, sulit disangkal jika mendengar pengakuan para veteran perang Irak. Kenyataan itu membuat salah seorang tentara AS menolak ditugaskan di Irak, dengan alasan perang AS di Irak ilegal.
Matthis Chiroux, nama tentara AS itu mengungkapkan, “Saya berasal dari keluarga miskin di wilayah selatan, dan perilaku saya sangat buruk di sekolah. Ketika masih di kelas 10 seseorang menelpon saya untuk direkrut.”
“Hari ini, saya berdiri di hadapan Anda semua dengan kekuatan, kejernihan dan keputusan untuk mengatakan pada militer, pemerintahan saya dan dunia bahwa prajurit ini tidak akan ditugaskan ke Irak, ” tukas Chiroux di gedung Kongres, Washington.
“Keputusan saya berdasarkan atas kemauan saya sendiri, untuk tidak lebih lama lagi melanggar nilai-nilai yang saya anut dengan mendukung penjajahan yang tidak konsitusional dan ilegal… saya menolak untuk berpartisipasi dalam penjajahan di Irak, ” tandas Chiroux yang ketika direkrut masih berusia 16 tahun dan sekarang berusia 24 tahun.
Ia bergabung dengan militer AS, begitu lulus sekolah menengah. Karirnya dimulai sebagai prajurit hingga mendapat pangkat sersan. Chiroux pernah ditugaskan ke Afghanistan, Jerman, Jepang, Filipina dan seharusnya akan ditugaskan ke Irak bulan depan.
Sebelumnya Chiroux, seorang mantan tentara AS yang pernah bertugas di Irak memberikan pengakuan di depan anggota Kongres dan mengatakan bahwa perang AS di Irak adalah perang yang gagal. Sersan Kristofer Goldsmith juga menceritakan rapuhnya kondisi psikologi mereka yang baru kembali dari Irak, baik tentara laki-laki maupun tentara perempuan. Ia sendiri mengaku melakukan “penyembuhan sendiri” selama berbulan-bulan untuk memulihkan luka trauma akibat perang.
Sementara itu, mantan kapten militer Luis Montalvan menuding para pejabat tinggi AS telah mengalami berbagai kegagalan di Irak dan mereka tutup mata atas pelanggaran yang banyak dilakukan oleh para penyedia jasa militer AS.
Mantan marinir bernama Jason Lemieux mengungkapkan, seorang pejabat senior telah mengubah laporan yang dibuatnya karena isinya menyebutkan bahwa pasukan AS telah mengerahkan kekuatan berlebihan, menembakan ribuan amunisi dari senjata mesin dan meledakkan ratusan granat untuk menghadapi ‘musuh’ yang kekuatannya tidak seberapa.
Goldsmith juga mengatakan bahwa para pejabat militer menerapkan kebijakan sensor bagi siapa saya yang menulis tentang perang AS di Irak. “Setiap orang yang membuat blog, menulis di Facebook atau Myspace tentang Irak harus mendaftarkan video, gambar atau dokumen dari setiap misi yang dilakukan, ” ujarnya.
Sumber: Eramuslim