KABUL (Arrahmah.com) – Kepala Polisi Distrik Afganistan, Ahmadullah Anwari, hanya bisa membagikan tiga granat di setiap pos penjagaan di propinsi Helmand yang selalu diwarnai dengan serangan-serangan dari pejuang Taliban setiap hari, sebagaimana dilansir oleh Reuters, Senin (1/12/2014).
“Kadang-kadang sampai 200 serangan Taliban ke pos-pos penjagaan kami dan jika tidak ada tambahan tentara, kami akan kalah,” kata Anwari, yang bertanggungjawab atas wilayah Sangin yang merupakan wilayah paling sering diserang di Afghanistan.
“Saya malu untuk mengatakan bahwa kami tidak punya senjata dan amunisi yang cukup. Tetapi ini merupakan kenyataan pahit.”
Saat sebagian besar pasukan tempur asing bersiap untuk meninggalkan Afghanistan pada akhir 2014, setelah 13 tahun berperang, pengalaman Anwari dan kepala polisi lainnya serta para komandan militer di seluruh Afganistan merupakan kekhawatiran terbesar bagi NATO.
Amerika Serikat, yang mengerahkan sebagian besar tentara NATO di Afghanistan, telah mengucurkan dana sebesar US$61 miliar untuk melatih 350 ribu anggota pasukan keamanan. Program pelatihan ini merupakan inti dari rencana AS untuk keluar dari perang terpanjangnya.
“Pasukan keamanan nasional Afghanistan mulai memetik kemenangan dan ini adalah pasukan tempur sangat cakap yang berhasil mempertahankan wilayah dari serangan musuh,” ujar Letnan Jenderal Joseph Anderson, wakil komando pasukan koalisi, dalam jumpa pers baru-baru ini.
Akan tetapi kekhawatiran AS terhadap ancaman Taliban, sementara peralatan dan senjata mutakhir akan segera ditarik, tetap saja membayangi.
Presiden Barack Obama baru-baru ini memutuskan untuk tetap mengerahkan beberapa ribu tentara AS di Afghanistan setelah 2014 untuk bisa melawan Taliban jika diperlukan.
(ameera/arrahmah.com)