WASHINGTON (Arrahmah.com) – Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menarik pasukan dari Suriah berbuntut panjang, pro dan kontra hadir menyusul pengumuman tersebut.
Seorang pejabat tinggi AS dalam perang melawan ISIS telah mengundurkan diri, menyusul keputusan Trump untuk menarik pasukan dari Suriah.
Brett McGurk, utusan khusus presiden AS untuk Koalisi Global Melawan ISIS, telah menyatakan bahwa ia mundur dari posisinya.
Sebelum pengumuman Trump, dia bersikeras bahwa AS akan terus melawan ISIS di Suriah, lansir BBC pada Sabtu (22/12/2018).
Ini mengikuti pengunduran diri Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis pada Kamis (20/12) lalu. Mattis juga menentang penarikan pasukan dari Suriah serta pengurangan personil AS di Afghanistan.
McGurk adalah diplomat berpengalaman yang ditunjuk untuk perannya saat ini di tahun 2015 di bawah pemerintahan Obama.
Pada awal Desember, dia mengatakan kepada wartawan: “Kami ingin tetap berada di lapangan dan memastikan stabilitas dapat dipertahankan di daerah ini.”
Dia juga mengklaim bahwa akan ceroboh jika mengatakan “ISIS telah dikalahkan, jadi kita bisa pergi sekarang”.
Dalam surat pengunduran dirinya, yang dilihat oleh kantor berita AP, McGurk mengakui bahwa ISIS dalam pelarian, tetapi belum dikalahkan. Dia mengatakan bahwa penarikan pasukan AS dari Suriah akan menciptakan kondisi yang kembali memunculkan ISIS.
“Saya akhirnya menyimpulkan bahwa saya tidak dapat melaksanakan instruksi baru ini dan mempertahankan integritas saya,” lanjutnya.
Trump belum bereaksi atas pengunduran diri McGurk. Tetapi pada Sabtu (22/12) ia bersikeras bahwa keputusan untuk menarik pasukan adalah sesuatu yang benar dan tetap mengatakan bahwa ISIS telah dikalahkan, pemain lain bisa mengurus situasi. (haninmazaya/arrahmah.com)