SITUBONDO (Arrahmah.com) – Korban tenggelamnya perahu layar motor Jabal Nur yang karam di perairan Selat Bali, Senin malam (7/10/2014) satu persatu mulai ditemukan. Hingga kini ada 28 dari 49 penumpang Jabal Nur yang sudah ditemukan. Sebanyak 20 orang di antaranya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Lima orang korban meningggal yang ditemukan di antaranya adalah anak-anak. Mereka adalah Elok (7 tahun), Rio (5), Ragil (2,5), Puji (5), dan Pita (5). Mereka semua ditemukan di perairan Madura dekat Pulau Ra’as Sumenep.
Dua nama terakhir ditemukan Rabu kemarin. “Mereka langsung dimakamkan keluarga, dan baru dilaporkan belakangan. Jadi baru terdata hari ini,” kata Rudi Prahara, Koordinator Posko SAR Gabungan di Pelabuhan Jangkar, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (9/10/2014), dikutip dari beritajatim.com
Berikut data para korban yang dilansir Posko Gabungan Pelabuhan Jangkar..
Korban meninggal
1. Mariani (45 tahun), perempuan
2. Elok (7 tahun), perempuan
3. Rio (5), laki-laki
4. Ragil (2,5), laki-laki
5. Asrawiya (29), perempuan
6. Saina (30), perempuan
7. Ashari (45), laki-laki
8. Hj. Sawiyah (50), perempuan
9. Hj. Atun (35), perempuan
10. Jumaini (40), perempuan
11. Siti (50), perempuan
12. Hj Rohani (48), perempuan
13. Hosna (65), perempuan
14. Nuraida (35), perempuan
15. Liyama (60), perempuan
16. Hj. Asma (55), perempuan
17. H. Aten (50), laki-laki
18. H. Suno (58), laki-laki
19. Puji (5), perempuan
20. Pita (6), perempuan
Korban hidup:
1. H. Munip (55 tahun), juragan kapal dan nahkoda, laki-laki
2. Asnawi (35), laki-laki
3. Hamdani (35), laki-laki
4. Syarifuddin (45), laki-laki
5. Awe (50), perempuan
6. Lutfiana (35), perempuan
7. Hosnaini (30), perempuan
8. Maskia (50), perempuan
Perahu Jabal Nur atau Mutiara Indah milik H. Paong (40), warga Dusun Talango Tengah, Desa Brakas, Kecamatan/pulau Raas, Kabupaten Sumenep, mengangkut rombongan pengantin dari pulau Raas sebanyak 49 orang, terdiri dari 17 laki-laki termasuk calon mempelai, 21 perempuan, dan 11 anak-anak.
Perahu berlayar dari pelabuhan Brakas, Raas pada hari Senin (06/10/14) pagi menuju pulau Bali untuk menghadiri pesta perkawinan. Namun menjelang perairan selat Bali, mesin perahu tiba-tiba mati, dan tidak bisa diperbaiki. Kondisi tersebut diperparah dengan pompa air di perahu yang ikut mati.
Salah satu keluarga penumpang perahu di Raas sempat mendapatkan telepon yang mengabarkan perahu dalam masalah. Namun setelah itu hilang kontak, dan seluruh HP penumpang tidak ada satupun yang bisa dihubungi. (azm/arrahmah.com)