JAKARTA (Arrahmah.com) – Sejak Front Pembela Islam (FPI) memprotes Erick Tohir yang memproduseri Film Liberal “?”, Republika selalu tendensius dalam pemberitaan terkait FPI. Termasuk soal Kasus Kendal dan Lamongan. Demikian pernyataan ketua umum FPI, Habib Muhammad Rizieq Syihab yang diterima Suara Islam Online, Selasa (13/8/2013).
Habib Rizieq memperingatkan Republika agar berhati-hati menurunkan berita tentang FPI. “Jangan ikut-ikutan memfitnah FPI, atau sebaiknya jangan memberitakan FPI sama sekali, karena FPI memang tidak butuh Republika, daripada nanti FPI memeja-hijaukan Republika,” tegas Habib.
Terkait insiden di Lamongan, ketua umum FPI ini juga menegaskan bahwa secara organisasi FPI di Lamongan sudah tidak ada dan tidak terkait dengan peristiwa tersebut. FPI Lamongan bukan hanya ditegur pada Tahun 2008, tapi sudah dibekukan oleh DPP FPI pada Tahun 2010.
“Kalau mau turunkan berita tentang FPI, wajib Tabayyun (kroscek) dulu ke FPI, atau memang Republika sudah menjadi media liberal karena dipimpin Erick Tohir???” ujar Habib Rizieq.
“Ingat, Republika didirikan dengan uang umat bukan uang Erick Tohir!!! Harap disampaikan ke semua jajaran pimpinan Republika,” pesannya.
Selain itu, untuk mengklarifikasi, Habib Rizieq juga menambahkan dengan pernyataan sikap DPD FPI Jatim terkait insiden Lamongan, berikut ini pernyataan sikapnya:
Pertama, bahwa sejak pelantikan pengurus baru DPD FPI Jatim dan DPW FPI Se-Jatim oleh DPP FPI pada tahun 2010 bahwasanya DPW FPI Lamongan tidak termasuk yang dilantik.
Kedua, bahwa DPW FPI Lamongan sejak tiga tahun lalu telah DIBEKUKAN oleh DPP FPI atas permintaan DPD FPI Jatim akibat tidak disiplin dan menganggap DPP FPI sebagai Thogut karena tunduk kepada hukum negara.
Dan yang ketiga, bahwa peristiwa Lamongan adalah murni peristiwa bentrokan antara dua kelompok masyarakat yang tidak ada kaitan dengan FPI mana pun.
(SI Online/arrahmah.com)