JAKARTA (Arrahmah.id) – Rem tangan bus wisata yang terperosok di kawasan wisata Guci Tegal dalam kondisi terkunci saat musibah terjadi, Minggu (7/5/2023). Hal tersebut disampaikan Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan.
“Berdasarkan informasi penguji yang sudah berada di sana, rem tangan dalam keadaan terkunci, on. Artinya anggapan ada anak kecil me-release rem tangan tidak terbukti,” kata Wildan.
Dia mengatakan saat badan bus diangkat dari sungai, roda belakang dalam kondisi tidak bisa berputar. Ini menunjukkan rem tangan berfungsi dengan baik.
Berdasarkan temuan awal itu, KNKT menduga ada energi potensial yang cukup besar hingga menyebabkan bus bergerak. Keterangan yang diperoleh di lapangan menunjukkan terdapat 35 penumpang ketika mesin bus dipanaskan yang menambah berat massa bus.
“Energi potensial itu rumusnya massa dikali gravitasi dikali tinggi. Kemampuan handbrake didesain untuk menahan dorongan hingga grade 18 persen,” katanya.
Dalam investigasi ini pihak KNKT juga akan memeriksa sudut ketinggian jalan dari titik bus parkir hingga masuk ke sungai. Dugaan awalnya adalah beban massa yang cukup besar dan jalanan menurun menimbulkan potensi energi yang mendorong bus meluncur.
“Jadi nanti akan kami ukur. Kalau melebihi angka maksimal, ya wajar meluncur,” ujarnya.
Wildan juga mengatakan kecelakaan itu tak ada kaitannya dengan getaran mesin diesel yang dihasilkan saat dipanasi. Selain itu, KNKT juga akan mengukur seluruh fungsi pengereman.
“Kita akan bongkar teromol dan chamber-nya. Akan diukur gap atau jaraknya,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)