ARIHA (Arrahmah.com) — Setidaknya 13 warga sipil, termasuk 4 anak dan seorang guru, tewas ketika pasukan rezim Suriah menembaki pasar dengan artileri berat di Ariha (20/10/2021).
Menurut saksi mata dan petugas penyelamat, dilansir Al Jazeera (20/10), anak-anak terbunuh ketika sedang dalam perjalanan ke sekolah.
Penembakan hari Rabu yang dilakukan tentara rezim Suriah terjadi tak lama setelah sebuah bom pinggir jalan menewaskan sedikitnya 14 personel militer di Damaskus.
Badan anak-anak PBB UNICEF mengonfirmasi kematian empat anak dalam pemboman itu.
“Kekerasan hari ini adalah pengingat lain bahwa perang di Suriah belum berakhir. Warga sipil, di antara mereka banyak anak-anak, terus menanggung beban konflik brutal selama satu dekade,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Anadolu Agency yang dikelola pemerintah Turki mengatakan pasukan rezim dan kelompok-kelompok Syiah yang didukung Iran menargetkan pasar di pusat kota Ariha.
Pemboman hari Rabu adalah salah satu yang paling mematikan sejak dicapainya kesepkatan damai pada Maret 2020 yang ditengahi oleh Turki dan Rusia.
Zeina Khodr dari Al Jazeera mengatakan pemboman itu ditafsirkan oleh beberapa orang sebagai “pembalasan” atas serangan hari Rabu di Damaskus.
“Ini semacam pembalasan dari pihak rezim meskipun gencatan senjata telah ada sejak tahun lalu,” katanya.
Joseph Daher, seorang profesor di Institut Universitas Eropa, mengatakan kepada Al Jazeera: “Ini bukan pertama kalinya pemerintah tidak menghormati gencatan senjata. Rezim Suriah telah membuatnya sangat jelas bahwa ia ingin mengambil kembali semua wilayah di Suriah, dan Idlib telah dibombardir selama berbulan-bulan.” (hanoum/arrahmah.com)