KAIRO (Arrahmah.com) – Saat ratusan ribu warga Mesir yang melakukan unjuk rasa berkumpul di Masjid Rabaa Adaweya, militer junta melancarkan tembakan ke markas Garda Republik di Kairo, di mana presiden yang digulingkan, Muhammad Mursi, diyakini tinggal.
Akibatnya, 3 orang Muslim meninggal dan puluhan lainnya terluka oleh serangan militer.
Junta militer mengklaim bahwa pendukung Mursi berusaha menyerbu barak militer di Kairo di mana Mursi diyakini berada.
Reporter Al Jazeera yang melaporkan dari dekat barak militer mengatakan puluhan orang terluka oleh senapan tentara.
“Salah seorang pengunjuk rasa memisahkan diri dari reli untuk menempelkan poster pro-Mursi di kawat berduri di sekitar barak. Dia ditembak di kepala,” ujar reporter Al Jazeera.
Pasukan keamanan memang mengelilingi barak Garda Republik, namun mereka tidak mengaku telah melepaskan tembakan.
Seorang juru bicara militer membantah bahwa tentara menembaki pendukung Mursi, mengkaim bahwa tentara hanya menggunakan peluru kosong dan gas air mata.
Parlemen dibubarkan
Pada hari Jum’at (5/7/2013), presiden interim, Adly Mansour membubarkan parlemen melalui dekrit, ujar laporan televisi negara.
TV negara juga mengatakan bahwa Mansour menunjuk Mohammed Ahdem Farid sebagai kepala intelijen. Ia menggantikan Mohammed Raafat Shehata yang diangkat Mursi sebagai penasehat keamanan. (haninmazaya/arrahmah.com)