TEL AVIV (Arrahmah.com) – Lebih dari dua bulan setelah revolusi Mesir yang menggulingkan mantan Presiden Hosni Mubarak, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah mengungkapkan kekhawatirannya bahwa pemerintah baru di Mesir akan menjadikan Mesir anti-Israel.
Pada pertemuan para duta besar Uni Eropa di Yerusalem Timur Al-Quds pekan lalu, Netanyahu mengatakan bahwa beberapa suara yang terdengar dari Mesir menunjukkan permusuhan terhadap Tel Aviv, harian Israel Haaretz melaporkan pada hari Sabtu (16/4/2011).
Netanyahu mengatakan dia sangat prihatin terhadap pernyataan terakhir yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri Mesir, Nabil al-Arabi.
Para diplomat tinggi Mesir, bersama dengan para pejabat senior lainnya, telah dilaporkan menyebut Israel sebagai musur bagi Mesir.
Mengomentari kemungkinan hubungan ekonomi dengan Tel Aviv, Menteri Keuangan Mesir, Samir Radwan, juga menekankan bahwa Kairo tidak membutuhkan investasi dari “musuh.”
Kekhawatiran Netanyahu yang bergema lewat beberapa pejabat senior Israel lainnya.
Kecemasan ini pun datang bersamaan dengan demonstrasi massa anti-Israel digelar di luar kedutaan Israel di Kairo serta konsulat di kota Iskandariyah selama beberapa minggu terakhir.
Pada tanggal 8 April, lebih dari satu juta pengunjuk rasa berkumpul di Tahrir Square Kairo mendesak penguasa militer mereka untuk mengangkat pengepungan terhadap Jalur Gaza yang sudah berlangsung selama empat tahun. Para demonstran juga menyerukan pengusiran duta besar Israel yang berada di Mesir. (althaf/arrahmah.com)