KUALA LUMPUR (Arrahmah.id) – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan pada hari Ahad (15/8/2024) bahwa dunia Barat harus berhenti mencoba mengendalikan media internasional untuk menyoroti “narasi-narasi yang tidak akurat” tentang perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Masjid se-Malaysia untuk Al-Aqsa dan Palestina di Kuala Lumpur, Anwar Ibrahim menekankan, “Barat tidak perlu mengajari dunia Muslim tentang makna demokrasi, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan,” demikian laporan kantor berita pemerintah Bernama.
Sekitar 700 perwakilan masjid dan LSM, duta besar asing, cendekiawan, dan pengamat dari beberapa negara menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh Dewan Konsultatif Organisasi Islam Malaysia.
Negara-negara Barat, lanjut Anwar, juga perlu mengoreksi narasi dan mengakui bahwa kerusuhan di Palestina bukan karena serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober lalu, namun dimulai pada tahun 1948 dan telah berlangsung sejak saat itu.
“Kita harus jelas dan tidak bisa ditentukan oleh negara-negara Barat yang ingin memulai narasi pada tanggal 7 Oktober,” kata Anwar seperti dikutip.
“Penghancuran terus menerus (di Palestina) terjadi sejak tahun 1948, diikuti dengan invasi langsung ke Masjid Al-Aqsa pada tahun 1969. Bahkan, sekarang penghancuran terus berlanjut, baik infrastruktur maupun manusia dan genosida. Inilah yang terjadi,” tegasnya.
Malaysia tetap berkomitmen untuk tidak mengizinkan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di “Israel” untuk masuk dan melakukan kegiatan apapun di negara tersebut, tambahnya.
Anwar Ibrahim mengatakan bahwa pemerintah sebelumnya, yang menentang keras kekejaman “Israel”, masih mengizinkan perdagangan langsung dengan perusahaan-perusahaan seperti itu di negara tersebut. (Rafa/arrahmah.id)