BANDUNG (Arrahmah.com) – Tegaknya Khilafah itu bukan perkara mustahil atau tidak, bukan juga perkara mungkin atau tidak mungkin, tetapi masalah mau atau tidak mau! Demikian ditegaskan oleh Ustadz Rokhmat S. Labib, Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia dalam FGD Tokoh Jabar di Kantor HTI Jabar, Jln. Jakarta 41, Bandung, Jawa Barat pada Sabtu (13/9/2014), lapor HTI Press Senin (15/9/2014).
Dirinya lalu bertanya kepada peserta FGD, “Jika saat ini Presiden mau menegakkan Khilafah, Panglima TNI mau menegakkan Khilafah, Kapolri mau menegakkan khilafah, seluruh Kepala Staf AD, AL, AU mau menegakkan khilafah dan anggota dewan mau menegakkan Khilafah, kira-kira Khilafah akan tegak atau tidak?” tanyanya retoris. Kontan peserta yang hadir menjawab “tegak!”. Nah, tugas kitalah yang mengajak agar mereka mau menegekkan Khilafah, jelas Ustadz Rokhmat.
Lebih lanjut dia mencontohkan, Indonesia bisa merdeka karena ada kemauan dari tokoh-tokoh serta rakyat untuk merdeka. Setelah sekian lama Indonesia dijajah, datanglah momentum yakni ketika Jepang dibom tentara sekutu sehingga akhirnya Jepang hengkang dari Indonesia. Nah, karena sebelumnya ada keinginan merdeka, maka diproklamirkanlah kemerdekaan Indonesia. Jika tidak ada keinginan merdeka, mungkin yang dilakukan para tokoh ketika itu adalah menunggu penjajah berikutnya, bukan memproklamirkan kemerdekaan, kelakar Ustadz Rokhmat.
Terkait dengan respon masyarakat ketika diajak memperjuangkan khilafah, Ustadz Rokhmat mengatakan sangat beragam sikapnya. Ada yang belum paham, ada yang salah paham dan ada yang gak mau paham. Terhadap orang yang belum paham, mudah sekali ujarnya, tinggal dipahamkan. Terhadap orang yang salah paham juga tak terlalu sulit, menurutnya, tinggal diluruskan. Nah, yang sulit adalah menyikapi orang yang tidak mau paham atau berpaham salah, ujarnya.
Di akhir acara, Ustadz Rokhmat mengajak para tokoh yang hadir untuk mendukung perjuangan penegakkan syariah dan khilafah agar bisa segera terwujud. (azm/arrahmah.com)