JAKARTA (Arrahmah.com) – Kepala Dinas Syariat Islam Kota Langsa, Drs Ibrahim Latif MM, mengaku mendapatkan berbagai ancaman melalui telepon, termasuk pembunuhan. Ibrahim menduga ancaman oleh orang yang belum ia dikenal ini terkait dengan upayanya menegakkan qanun Syariat Islam di Langsa melalui berbagai operasi penertiban.
“Saya terus mendapat ancaman dari berbagai pihak yang tidak senang dengan syariat Islam. Saya diancam, diteror, bahkan diancam dibunuh,” kata Ibrahim Latif melalui telepon seperti dilansir Suara Islam Online, Selasa sore (16/10/2012).
Ancaman dari penelpon gelap itu, lanjut Ibrahim Latif, berkaitan dengan operasi pembubaran pertunjukan keyboard pada Sabtu (13/10) malam, di Gampong Seulalah, Kecamatan Langsa Lama. “Karena akibat keyboard akan ada khamar, khalwat, maka saya bubarkan,” jelasnya.
Operasi penegakan qanun syariat sendiri sebenarnya dilakukan oleh tim gabungan Dinas Syariat Islam dan WH, Satuan Polres Langsa serta Kodim 0104/Aceh Timur.
Sebelumnya, Dinas Syariat Islam atau Wilayatul Hisbah (WH) secara terus menerus melakukan penertiban dengan menggerebek tempat-tempat yang diperkirakan terjadi khalwat, maisir, dan khamar, di seputar kota Langsa.
Selama itu berbagai reaksi pro dan kontra bermunculan. Seiring dengan itu, bermunculan pula telpon-telpon gelap. Tadinya berupa protes dan caci-maki dengan kata-kata kotor.
“Tapi beberapa hari ini sudah berupa ancaman bunuh. Kita coba tanya namanya untuk mengajak bertemu dan berdialog, malah dibalas dengan kata-kata kotor, dan ancaman bunuh,” ujar Ibrahim.
Kadis SI Langsa itu menambahkan, nomor yang dipakai para pelaku teror itu diketika dihubungi kembali sudah dinonaktifkan. Namun Ibrahim, mengatakan saat ini telah menyimpan nomor telepon tersebut untuk tindak lanjut. “Kita akan laporkan secara resmi kepada pihak berwajib Polres Langsa,” katanya.
Ibrahim menerangkan, penelpon gelap itu tegas menyatakan tidak senang atas sikap Dinas Syariat Islam dan WH. Mereka menuding WH hanya over acting saja dalam penegakan Syariat Islam. Mereka juga mengatakan akibat gencarnya razia yang dilakukan tim penegakan Syariat Islam Langsa selama ini, telah mengganggu hak mereka.
Dalam salah satu pesan pendek (SMS) yang diterima oleh Ibrahim Latif terbaca: “Pacaran kan hak kami. Keyboard itu, kan hiburan. Ngapain diganggu. WH itu urus dirinya sendiri dan keluarganya, Bukan uda bagus kali WH itu. Awas kau, jangan macam-macam. Ku bunuh nanti kau. Jangan sok bersih WH itu.”
Selain itu, menyangkut soal jilbab, seorang penelpon menyebutkan: “Pakai jilbab, tidak pakai jilbab itu anak aku, istri aku, jadi bukan urusan kau. Mereka mabuk di lapangan itu bukan urusan kamu, jadi kamu urus aja keluarga kamu.” “SMS seperti ini hampir tiap malam kita terima dari orang tak jelas tersebut,” imbuh Ibrahim Latif. (bilal/arrahmah.com