GAZA (Arrahmah.id) – Dalam pertukaran tahanan terbaru antara Hamas dan “Israel”, sebuah momen tak terduga terjadi. Seorang tawanan “Israel” bernama Omer Shem Tov terlihat mencium kepala pejuang Hamas yang menawannya. Momen ini terjadi pada Sabtu, 23 Februari 2025, di Kamp Nuseirat, Jalur Gaza tengah, saat serah terima dengan Palang Merah.
Gestur ini tampaknya sulit diterima oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan para pendukungnya. Ketua Hai’ah Ulama Palestina, Dr. Nawaf Hael Takruri, menyoroti peristiwa ini sebagai bukti nilai kemanusiaan yang dijunjung oleh para pejuang Palestina. Ia menegaskan bahwa tawanan tersebut telah menyaksikan sendiri bagaimana Hamas melindunginya dari serangan udara tentaranya sendiri, memperlakukannya dengan baik, dan bahkan mungkin mendahulukannya dalam makanan serta minuman.
“Jika ia mencium kepala orang yang telah melindunginya, mengapa itu dianggap aneh?” ujar Takruri.
Ia menambahkan bahwa nilai-nilai kemanusiaan ini berasal dari ajaran Islam yang luhur—sesuatu yang menurutnya mustahil dipahami oleh Netanyahu dan pemerintahan “Israel”.
“Negara yang dibangun di atas rasisme dan terorisme tidak akan pernah memahami bagaimana hati dan jiwa manusia dapat ditawan dengan akhlak, bahkan ketika tubuh mereka ditahan dalam sebuah pertempuran,” tambahnya.
Momen ini memicu perbincangan luas di media sosial. Banyak yang menyoroti perbedaan perlakuan Hamas terhadap tawanan dengan kebijakan “Israel” terhadap tahanan Palestina, yang kerap dilaporkan mengalami penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi.
(Sanmirmusa/arrahmah.id)