Oleh: Al- Faqir Abu Husna dari NTB
(Arrahmah.com) – Betapa indahnya hidup di atas kepemimpinan seorang khilafah, karena di atasnya terdapat keamanan, kedamaian dan ketenangan. Betapa hal ini telah tergambar jelas dalam tinta emas sejarah umat Islam terdahulu.
Saat itu umat Islam hidup dalam satu ikatan Jamaatul Muslimin, Kepemimpinan pertama umat ini dipegang oleh Rasulullah shallalhu’alaihi wasallam, kemudian dilanjutkan oleh Khalifah Abu Bakar r.a, Umar, Ustman, dan Ali. Lalu dilanjutkan oleh khalifah-khalifah sesudahnya, sampai pada khilafah terakhir, Khilafah Utsmaniyah, yang runtuh pada tahun 3 maret 1924.
Dan saat ini, di tengah kerinduan umat Islam untuk hidup di bawah payung khilafah Islam, dan ini terbukti dengan munculnya banyak jamaah dan ormas islam yang mengangkat isu penegakan Khilafah Islamiyah, seperti HTI, KHILAFATUL MUSLIMIN, MMI, JAT dan yang lainnya.
Tiba-tiba umat dikagetkan dengan pengumuman berdirinya Khilafah Islamiyah di Syam yang di deklarasikan oleh Daulah ISIS, sebagai pemimpin umat Islam di seluruh dunia. Umat islam pun merespon dengen respon yang berbeda-beda, ada yang mendukung dan ada yang bersikap tawaqquf dan tatsabbut sebagai sikap kehati-hatian.
Seperti yang tertera dalam judul di artikel ini, di sini kami tidak hendak membicarakan dalil-dalil syar’i tentang Khilafah Islamiyah, karena mengenai hal itu telah disebutkan dan dijelaskan oleh ulama-ulama kita yang mu’tabar yang dedikasinya telah dikenal luas oleh umat Islam dan mujahidin.
Seperti syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi hafizhahullah, Syaikh Abu Qatadah Al-Fillistini dan ulama-ulama tsiqah lainya. Dan di antara alasan-alasan yang kami maksud (dengan memohon pertolongan Allah) adalah sebagai berikut:
-
Bahwa pendeklarasian Khilafah Islamiyah oleh ISIS adalah pendeklarasian secara sepihak tanpa melalui pengangkatan oleh Ahlu Halli wal Aqdi baik itu dari tandzim-tandzim jihad yang ada di Syam dan sekitarnya, dan ulama-ulama kaum Muslimin yang telah dikenal luas.
-
Bahwa pendeklarasian khilafah islamiyah oleh ISIS ditengah terjadinya konflik pertumpahan darah di antara mujahidin (antara ISIS dengan tandzim-tandzim jihad lainya).
Yang dalam kenyataanya ketika itu ISIS telah banyak menumpahkan darah mujahidin yang berada di luar tandzim mereka yang tidak berbaiat dengan amir mereka yang mereka sebut sebagai sahawat (musuh mereka baik dari kalangan kaum muslimin maupun kafir).
Dan berkaitan dengan ini (menurut pandangan kami), pendeklarasian khalifah ISIS ini adalah tidak lebih sebagai sarana untuk melegitimasi sikap mereka yang sangat gampang menumpahkan darah kaum muslimin (mujahidin syam), yang berselisih dengan mereka.
-
Bahwa sekalipun Daulah ISIS telah mengumumkan bahwa mereka tidak mengkafirkan kaum Muslimin, ini adalah klaim yang masih perlu ditanyakan lagi kebenarannya.
Karena pada kenyataanya banyak anggota-anggota Khalifah ISIS membuat pernyataan yang sebaliknya. Ini sebagaimana telah disinggung oleh Syaikh Abu Muhammad, Syaikh Abu Qatadah dan ulama-ulama lainya.
-
Bahwa kebanyakan pendukung Khilafah ISIS adalah orang-orang yang beraqidah ghuluw fi takfir, tidak mengenal kehidupan berjamaah (apalagi daulah dan khilafah), mencela jihad dan mujahidin dan ulama-ulama mujahidin.
Hal ini terbukti melalui rekaman ceramah-ceramah mereka yang sudah tersebar luas di tengah aktifis islam. Tapi kenapa setelah munculnya khilafah ISIS ini mereka mau hidup dalam lingkungan jama’ah (daulah/khilafah yang mereka klaim). Kenapa?
-
Bahwa kalau memang benar ISIS telah menjadi khilafah kaum muslimin, punya daerah kekuasaan, memiliki senjata rampasan perang, di antaranya tank-tank dan rudal-rudal yang canggih hasil rampasan perang sebagai mana yang diberitakan oleh media mereka, lalu kenapa mereka bersikap dingin terhadap Israel yang telah membombardir Palestina dengan roket dan pesawat tempurnya. Atau minimal mengecam serangan tersebut. Ini membuktikan kebenaran sabda Rasulullah saw tentang Khawarij.
يقتلون اهل الاسلام يدعون اهل الاوثان
“Mereka membunuh umat islam dan membiarkan para penyembah berhala.” HR.Bukhari.
-
Bahwa keadaan Khilafah ISIS sama dengan keadaan para pendukungnya, yang ketika Israel menyerang Palestina, justru mereka disibukkan dengan diskusi-diskusi dan tanya jawab tentang apakah anggota Hamas atau Brigade al-Qasam ketika berperang membela kaum Muslimini Palestina mati syahid atau mati kafir? Karena dalam pandangan mereka anggota Hamas dan Brigade al-Qassam telah berperang di bawah bendera organisasi syirik.
Begitu juga mereka tidak segan-segan memvonis sesat pada para ulama, seperti Syaikh Aiman, Syaikh Al-Maqdisi dan Syaikh Abu Qotadah.
-
Bahwa kami tidak mengikuti pendapat ulama-ulama atau ustadz-ustadz besar yang ada di Indonesia seperti ustad ABB dan yang lainnya untuk berbaiat kepada Daulah ISIS, karena kami menganggap bahwa para masjunin (orang dipenjara) adalah ma’dzur (diudzur), disebabkan mereka tidak mendapatkan informasi yang berimbang tentang masalah ini.
Demikianlah artikel ringkas ini, dan kami harap ini bisa menjadi mizan bagi sebagian ikhwan kami yang masih isykal tentang masalah ini. (azm/arrahmah.com)