Oleh Ustadz Abu Muhammad Jibriel Ar.
(Arrahmah.com) – Ikhwani wa akhawati fillah.
Assalamualikum Wr. Wb.
Di hari yang indah dan cerah ini marilah kita renungi sejenak tentang apa yang telah berlaku dalam hidup kita hari kemarin, sekarang dan besok. Agar kedepan kita lebih baik dari kemarin dan hari ini.
Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa yang pada hari ini kondisisinya lebih baik dari hari kemarin maka dia telah beruntung. Dan barangsiapa yang kondisinya kemarin lebih baik dari hari ini maka dia telah merugi. Dan barangsiapa yang besoknya lebih jelek dari hari ini berarti dia telah terlaknat.” (HR. Tirmidzi)
Aduhai betapa banyaknya manusia yang melupakan dirinya sehingga Allah melupakannya. Mengapa mereka tidak sadar juga, meskipun mereka terus diberi peringatan. Dengan apalagi mereka dapat disdarkan jika kalamullah saja mereka tak peduli.
Sebagian muslimin atau muslimah cenderung kesibukannya menghina muslimin yang lain sementara dia lupa terhadap kejelekan dan dosa-dosanya yang dilakukan.
Bicaranya tentang keimanan dan seluk beluknya indah dan tuntas dari segala permasalahannya, demikian pula tentang syari’ah dan keindahan berpegang teguh kepadanya, namun dimatanya setiap amalan orang lain selain diri dan jama’ahnya salah dan jelek.
Tak segan-segan dia mengghibah (menggunjing) saudara muslimnya dengan ejekan dan gelaran yang buruk, sedang dia lupa dengan peringatan firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
“Wahai orang-orang beriman, jauhilah oleh kalian sebagian besar dari rasa curiga kepada sesama mukmin. Karena curiga kepada sesama mukmin itu dosa. Janganlah kalian memata-matai sesama mukmin. Janganlah kalian menggunjing satu sama lain. Patutkah seorang di antara kalian dengan senang hati memakan daging bangkai saudaranya? Tentu kalian benci hal itu. Taatlah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang kepada semua makhluk-Nya.” (Qs. Al Hujurat, 49: 12).
Apakah tampilan akhlaq seperti ini baik ? Renungkanlah hadits Rasulullah Saw:
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaqnya.” (HR. Muslim)
Marilah menghiasi diri dengan akhlaq mulia setelah membenahi pemahaman Islam yang benar dan menguatkan iman dengan ilmu yang haq (benar), maka buahnya adalah akhlaq yang indah (Al Karimah).
Apa artinya ilmu yang luas, iman yang kuat sedang akhlaqnya jelek ?
Renungkanlah…..! Walhamdulillah…
(abujibriel.com/arrahmah.com)