SURIAH (Arrahmah.com) – Keluarga Tauqir “Tox” Sharif merilis video pernyataan Tox ketika ditangkap kelompok pejuang pembebasan Suriah HTS (28/8/2020).
Dalam video yang direkam ketika dia bebas, Tox, Ayah para yatim pengungsi Suriah, menyatakan bahwa dirinya disiksa pada penangkapan pertamanya, 22 Juni 2020. Setelah itu Tox kemudian bebas dan ditangkap kembali pada 11 Agustus.
Dalam video yang dilansir Middle East Eye (28/8/2020), Tox menyatakan dirinya disiksa dengan penyiksaan metode ban (metode yang kerap dilakukan rezim Suriah), yaitu metode dimana seorang tahanan tangannya diborgol ke belakang dan lutut sampai ke pinggang dijepit sebuah ban serta sebuah batang logam ditempatkan di antara lengan. Selain itu, menurut pengakuannya, mata dia ditutup dan kakinya dipukuli dengan ikat pinggang hingga 10 menit.
“Saat itu, saya hanya mencoba untuk tetap fokus pada bacaan saya [ket: ayat suci Al Quran]. Meski sakitnya sangat menyiksa,” papar Tox, “Pada titik ini badan saya terbalik hingga kepala saya tergeletak ke samping dan menyentuh lantai, dan kaki saya terangkat.”
Sebelum pemukulan, Tox mengatakan interogatornya menanyakan keberadaan tiga pria termasuk Bilal Abdul Kareem, seorang jurnalis Amerika di Idlib dan kontributor Middle East Eye. Selain Bilal, Tox ditanyai juga keberadaan Abu al-Abd dan seorang pria Mesir bernama Abo Shoaib. Interogator menuduh Tox memiliki sebuah peternakan rahasia yang dia gunakan sebagai tempat persembunyian pria-pria tersebut.
Tox mengatakan bahwa semua orang tahu dimana Abdul Karim tinggal, namun dia tidak tahu keberadaan pria lain dan menyangkal memiliki tempat persembunyian rahasia.
Dia memutuskan untuk merekam pengakuannya karena kepeduliannya terhadap tahanan lain yang ditahan HTS. Menurutnya, penyiksaan yang dialaminya lebih ringan daripada tahanan lainnya. Terlebih bagi warga asli yang tidak memiliki pengikut serta tidak ada orang yang meminta pembebasan seperti pada dirinya.
“Bukan hanya saya yang disiksa. Banyak orang yang saya dengar disiksa di dalam penjara rahasia ini menderita jauh lebih buruk daripada saya. Itu karena mereka adalah orang Suriah normal. yang tidak memiliki pengikut di luar, yang tidak juga memiliki orang yang meminta pembebasan atas diri mereka.” tuduh Tox. (hanoum/arrahmah.com)