WASHINGTON (Arrahmah.id) — Sosok Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pete Hegseth, baru-baru ini menuai kontroversi. Pemicu kontroversi ini berawal dari tato baru di lengan kanannya yang memperlihatkan tulisan “kafir” atau “non-beriman” dalam bahasa Arab.
Dilansir The Guardian (27/3/2025), pembawa acara Fox News yang kini menjadi menteri pertahanan AS dikritik sejumlah orang di media sosial karena membuat tato yang dapat dianggap menyinggung umat Islam, terutama karena militer AS berupaya mewakili kelompok agama yang beragam. Diperkirakan lebih dari 5.000 hingga 6.000 anggota militer AS mempraktikkan Islam.
“Ini bukan sekadar pilihan pribadi; ini adalah simbol Islamofobia yang jelas dari orang yang mengawasi perang AS,” tulis Nerdeen Kiswani, seorang aktivis pro-Palestina di New York.
Ia menambahkan: “‘Kafir’ telah dijadikan senjata oleh para Islamofobia sayap kanan untuk mengejek dan menjelek-jelekkan Muslim. Ini bukan tentang keyakinan pribadinya. Ini tentang bagaimana keyakinan ini diterjemahkan ke dalam kebijakan – bagaimana mereka membentuk keputusan militer, program pengawasan, dan intervensi asing yang menargetkan negara-negara Muslim.”
“Menato kata Arab kafir – yang merujuk pada seseorang yang dengan sengaja menyangkal atau menyembunyikan kebenaran ilahi yang mendasar – di tubuhnya merupakan bentuk permusuhan anti-Muslim dan rasa tidak aman pribadi,” kata Nihad Awad, direktur eksekutif nasional Council on American-Islamic Relations (Cair), kepada Newsweek.
Ini bukan pertama kalinya Hegseth terlibat dalam kontroversi terkait tato. Menteri pertahanan tersebut sebelumnya memamerkan tato yang menunjukkan ketertarikannya pada “estetika tentara salib”, tren yang meningkat di kalangan sayap kanan.
Tato kontroversial sebelumnya terletak di bisep kanannya – tepat di sebelah tato barunya. Tato itu bertuliskan “Deus Vult”, yang dalam bahasa Latin berarti “Tuhan Menghendakinya”, yang diyakini sebagai seruan perang Tentara Salib. Hegseth juga memiliki tato salib Yerusalem di dadanya, yang juga dikenal sebagai salib Tentara Salib karena dipopulerkan selama Perang Salib Kristen.
Kritik terhadap tato tersebut muncul di saat meningkatnya pengawasan terhadap menteri pertahanan tersebut. Anggota Kongres di AS menyerukan penyelidikan terhadap Hegseth dan pejabat lain yang terlibat dalam kebocoran Signal yang secara tidak sengaja mengungkap rincian operasional rencana AS untuk mengebom Yaman. Beberapa perwakilan telah menyerukan agar Hegseth mengundurkan diri. (hanoum/arrahmah.id)