JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Umum Taruna Muslim, Ustadz Alfian Tanjung menjelaskan bahwasanya kekejeman yang dilakukan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 terhadap umat Islam berhubungan erat dengan motif dibentuknya Detasemen tersebut yang didirikan pada tahun 2005 guna merespon peristiwa Bom Bali.
” Otaknya adalah Gories Mere, Wenas, dan Golese. Angka 88 adalah jumlah korban warga kafir Australia, keanggotaannya direkrut dari alumni Akademi Kepolisian yang kafir alias non Muslim,” ungkapnya kepada arrahmah.com, ketika merespon video kekerasan Densus 88 yang beredar di dunia maya, Senin (4/2/2013) Jakarta.
“Maka sikap ganas, sadis, dan tidak beradab linear dengan posisi mereka sebagai Detasemen Yesus 88” tambah Ustadz Alfian.
Lanjutnya, terhadap aksi-aksi Densus tersebut dia mendesak pemerintah untuk mengambil sikap tegas dengan memberikan sanksi dan hukuman yang berat.
“Untuk itu pilihannya adalah bubarkan Densus 88 serta tangkap dan hukum mati otak dan pelaku penyiksaan selama ini, termasuk yang terdapat dalam tayangan video tersebut,” tegas Ustadz Alfian.
Selanjutnya, Ustadz Alfian, mengimbau kepada seluruh satuan laskar Islam agar terus berlatih dan mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi sulit dikemudian hari. “Rapatkan barisan, teguhkan keyakinan dalam Jihad,”pungkasnya. (bilal/arrahmah.com)