CHRISTCHURCH (Arrahmah.com) – Pelaku serangan teroris di Selandia Baru yang telah membunuh 50 jamaah Muslimdi dua masjid di Christchurch ternyata pernah mengunjungi Turki sebagai dua kali, kata seorang pejabat senior Turki kepada TRT World, Jumat (15/3/2019).
“Penilaian awal kami adalah bahwa pelaku serangan teror keji hari ini di Christchurch, bepergian ke Turki beberapa kali dan menghabiskan waktu yang lama di negara itu,” kata pejabat tersebut, lansir TRT World.
Pelaku serangan teror itu merupakan supremasi kulit putih yang membenci imigran, yang diidentifikasi sebagai Brenton Tarrant. Ia juga menyiarkan video langsung dari pembantaian di Facebook.
Tarrant ditangkap dan didakwa dengan pembunuhan dalam serangan berdarah dingin yang mengejutkan Selandia Baru, sebuah negara yang begitu damai sehingga petugas polisi jarang membawa senjata.
Pejabat Turki mengatakan bahwa Tarrant mungkin telah melakukan perjalanan ke Eropa, Asia dan Afrika.
“Kami saat ini sedang menyelidiki gerakan dan kontak teroris di dalam negeri,” kata pejabat itu.
Sebelumnya pada Jumat, jaksa penuntut di Bulgaria meluncurkan penyelidikan atas kunjungan Tarrant ke negara tersebut.
Tarrant pernah mengunjungi Bulgaria dari 9-15 November tahun lalu dengan menyatakan ia ingin “mengunjungi situs bersejarah dan mempelajari sejarah negara Balkan,” kata jaksa penuntut umum Bulgaria Sotir Tsatsarov.
Ia menambahkan, penyelidikan akan menentukan apakah ini benar atau apakah ia memiliki tujuan lain.
Pihak berwenang Turki meyakini bahwa Tarrant, yang juga menyerukan pembunuhan Presiden Recep Tayyip Erdogan, datang ke Turki untuk melakukan serangan teror dan / atau pembunuhan.
Para pejabat mengatakan Tarrant mengunjungi Turki antara 17-20 Maret 2016, menjelang kudeta yang gagal pada 15 Juli, dan memasuki Turki lagi pada 13 September 2016.
Dia meninggalkan Turki pada 25 Oktober 2016.
Polisi Turki sedang menyelidiki apa yang dilakukan Tarrant di Turki selama 43 hari di sana.
(ameera/arrahmah.com)