(Arrahmah.id) – Penyeberangan Tarqumiya atau biasa disebut Tarqumiya saja adalah sebuah penyeberangan komersial sekaligus pos pemeriksaan militer yang terletak antara Tepi Barat dan Jalur Gaza, sekitar 20 kilometer sebelah barat provinsi Hebron, dan dikelola oleh otoritas pendudukan ‘Israel. Operasi resminya dimulai pada 2007, dan truk-truk pengangkut barang melewatinya, begitu pula warga Palestina.
Di sana terjadi banyak peristiwa, termasuk penembakan sebuah bus yang membawa pekerja Palestina, dan serangan yang dilakukan pemukim terhadap truk bantuan kemanusiaan yang diangkut melalui bus tersebut.
Hal ini juga menjadi saksi operasi komando dan aksi perlawanan terhadap pendudukan, yang terakhir adalah penembakan pada Ahad, 1 September 2024 kemarin yang menewaskan 3 polisi ‘Israel’.
Penyeberangan yang dioperasikan pada awal Oktober 2007 ini memungkinkan lewatnya truk pengangkut barang, terutama melalui pelabuhan Ashdod di ‘Israel’, namun warga Palestina dilarang menyeberang dengan kendaraan kecuali dalam kasus-kasus khusus.
Manajemen penyeberangan
Penyeberangan tersebut, yang mencakup sebuah pos pemeriksaan militer, dikelola oleh Otoritas Penyeberangan Tanah pendudukan ‘Israel’ dan perusahaan keamanan Shilag Lavan, yang memantau perjalanan harian sekitar 10.000 pekerja Palestina yang datang dari seluruh Tepi Barat bagian selatan dan harus menjalani pemeriksaan.
Persimpangan ini menjadi saksi kepadatan yang berlebihan di pos pemeriksaan tersebut, sehingga sering terjadi kecelakaan. Pedagang Palestina juga menghadapi kendala dan masalah karena keterlambatan di penyeberangan ini.
Pentingnya penyeberangan
Penyeberangan ini digunakan untuk mengekspor dan mengimpor barang antara Tepi Barat, Jalur Gaza dan ‘Israel’. Ribuan warga dan pekerja Palestina diizinkan lewat setiap hari, dan belakangan diusulkan agar penyeberangan tersebut menjadi jalur yang aman bagi ‘Israel’, melalui penggalian terowongan bawah tanah yang menghubungkan Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Peristiwa yang terjadi di Penyeberangan Tarqumiya
Selama operasi pos pemeriksaan pada 1998, tentara ‘Israel’ di pos pemeriksaan tersebut menembaki sebuah bus yang membawa pekerja Palestina, menewaskan 3 orang.
Perlintasan tersebut juga menjadi koridor pengangkutan tahanan yang dibebaskan dari penjara pendudukan ‘Israel’.
Setelah Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, pemukim di persimpangan Tarqumiya menyerang truk yang membawa bantuan kemanusiaan, membakarnya, menghancurkan isinya, menghalangi jalan mereka, dan mencegah mereka menuju ke Jalur Gaza. (zarahamala/arrahmah.id)