TANZANIA (Arrahmah.id) – Tanzania pada Selasa (1/11/2022) mengerahkan tentara untuk memperkuat petugas pemadam kebakaran sipil dan sukarelawan yang berjuang melawan api di puncak tertinggi Afrika, Gunung Kilimanjaro, yang telah berkobar selama lebih dari 10 hari.
Kebakaran dimulai pada 21 Oktober di dekat situs Karanga yang digunakan oleh para pendaki yang mendaki puncak yang terkenal, di ketinggian sekitar 4.000 meter (13.000 kaki) di sisi selatannya.
Sejak itu titik api menyebar di kantong lain dan membanjiri tim yang terdiri dari hampir 600 orang, termasuk siswa yang menggunakan ranting dan dahan untuk memadamkan api.
“Para petugas telah tiba di gunung dan siap untuk memadamkan api,” kata Pasukan Pertahanan Rakyat Tanzania (TPDF) dalam sebuah pernyataan, tanpa menyebutkan angka, seperti dilansir AFP.
Pemerintah pekan lalu mengira api sudah terkendali sebelum angin kencang menyebar ke tiga tempat lain.
“Kami akan bekerja sama dengan pasukan lain dan sukarelawan untuk memastikan bahwa api dapat segera dikendalikan sebelum menyebabkan kerusakan serius,” kata TPDF.
Sejauh ini, tidak ada cedera atau kematian yang dilaporkan dan pariwisata tidak terpengaruh, menurut pemerintah.
Dua hingga empat kilometer persegi (0,7 hingga 1,5 mil persegi) lahan semak telah dilalap api, kata kementerian sumber daya alam dan pariwisata pekan lalu.
Gunung Kilimanjaro, dengan puncaknya yang tertutup salju, terkenal di seluruh dunia. Terletak di timur laut negara itu, gunung tersebut memiliki ketinggian 5.895 meter (19.340 kaki).
Hutan di sekitarnya merupakan bagian dari taman nasional, dan Taman Nasional Kilimanjaro terdaftar sebagai situs Warisan Dunia UNESCO, sebagian karena banyak spesies yang terancam punah tinggal di sana.
Para pejabat belum menetapkan bagaimana kebakaran itu dimulai, tetapi kebakaran itu terjadi tepat dua tahun setelah kebakaran lain, yang berkobar selama seminggu pada Oktober 2020 di 95 kilometer persegi (37 mil persegi). (haninmazaya/arrahmah.id)