MAGELANG (Arrahmah.com) – Lazis PLN Pusat bekerjasama dengan Pesantren Masyarakat Merapi Merbabu menggulirkan programnya kembali untuk masyarakat petani sayuran. Program Pemberdayaan Umat yakni Pinjaman Dana Bergilir Pertanian Tanpa Riba ini ditujukan untuk masyarakat yang menjadi binaan Pesantren Masyarakat Merapi Merbabu (PM3). Untuk program yang sudah berjalan selama dua tahun ini berjalan dengan baik, sehingga Lazis PLN Pusat memberikan tambahan dananya untuk digulirkan masyarakat. Untuk yang kedua ini ditujukan untuk masyarakat di desa Wonolelo yakni di dusun Windusajan, dusun Surodadi, dusun Wonodadi, dusun Pelem, dan dusun Gondang, kecamatan Sawangan, kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Penyampaian dana tahap ini pada tanggal 16 Januari 2015 sewaktu acara pengajian dan diterima langsung secara simbolis oleh Lurah Wonolelo yakni Bapak Marpomo, yang dibersamai Takmir-takmir Masjid binaan.
Menurut Abah Fanni, Pengasuh Pesantren Masyarakat Merapi Merbabu, tolak ukur dari keberhasilan program ini adalah hampir 100% masyarakat mampu mengembalikan dana pinjamannya, dan dana tersebut bisa diputar untuk dipinjamkan kembali, selain itu program ini sama sekali tidak ada bunga sekecil apapun. Yang membuat haru adalah masyarakat peminjam ini mempunyai semangat bersedekah dan berinfaq yang cukup tinggi. Dengan bebas bunga, justru mereka berinisiatif sendiri memberikan infaq dan shadaqah, untuk selanjutnya infaq tersebut dikelola oleh Pesantren untuk kegiatan Dakwah.
Bahkan, kata Abah Fanni, Pesantren yang mempunyai program Nyantri dan Kuliah Gratis ini, kebutuhan sayuran maupun sebagian lauknya malah dicukupi oleh masyarakat binaan yang merasakan manfaat dari program pemberdayaan umat tersebut. Mereka tiap hari dengan inisiatif sendiri bershadaqah sayuran maupun lauk untuk para santri yang mukim di pesantren.
Abah Fanni menilai inilah salah satu potret kegiatan pemberdayaan umat yang dilakukan di lereng Merapi Merbabu dan juga sebagai penanggulangan maraknya rentenir yang mencekik masyarakat.
“Pun alhamdulillah juga sekaligus sebagai sarana penguatan aqidah dan ketahanan ekonomi umat di daerah yang memang rawan pemurtadan,” tukasnya. (azm/arrahmah.com)