RAFAH (Arrahmah.id) – Tank-tank ‘Israel’ melaju lebih jauh ke Rafah timur pada Selasa (14/5/2024), mencapai beberapa distrik permukiman di kota Gaza selatan di mana lebih dari satu juta orang berlindung setelah menjadi pengungsi dalam tujuh bulan serangan militer pendudukan terhadap warga Palestina di wilayah yang terkepung.
Sekutu internasional dan kelompok bantuan ‘Israel’ telah berulang kali mendesak agar ‘Israel’ tidak melakukan serangan darat ke Rafah yang dipenuhi pengungsi, dan memperingatkan potensi bencana kemanusiaan.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al-Thani, mengatakan bahwa operasi ‘Israel’ di Rafah telah menghambat upaya untuk menyepakati gencatan senjata dalam pembicaraan yang dimediasi oleh pemerintahnya dan Mesir, meskipun negosiasi akan terus berlanjut.
‘Israel’ telah berjanji untuk terus maju ke Rafah bahkan tanpa dukungan sekutunya. Dikatakan bahwa operasi tersebut diperlukan untuk membasmi empat batalion Hamas yang tersisa di kota tersebut.
“Tank-tank tersebut bergerak pagi ini ke arah barat Jalan Salahuddin menuju kawasan Brzail dan Jneina,” kata seorang warga kepada Reuters melalui aplikasi obrolan. “Mereka berada di jalan-jalan di dalam kawasan pembangunan dan terjadi bentrokan.”
Video di media sosial menunjukkan satu tank ‘Israel’ di George Street di lingkungan Al-Jneina. Namun, Reuters tidak dapat memverifikasi video tersebut.
Menurut Brigade Al-Qassam, mereka menghancurkan sebuah kapal induk ‘Israel’ dengan rudal Al-Yassin 105 di lingkungan timur Al-Salam, menewaskan beberapa anggota awak dan melukai lainnya. Pasukan Pertahanan ‘Israel’ menolak mengomentari laporan tersebut.
Dalam ringkasan kegiatannya, tentara pendudukan mengatakan bahwa pasukannya telah melenyapkan “beberapa sel teroris bersenjata” dalam pertempuran jarak dekat di perbatasan Rafah dengan Mesir di sisi Gaza. Di sebelah timur kota, dikatakan bahwa mereka juga telah menghancurkan sel-sel “militan” dan sebuah pos peluncuran tempat rudal ditembakkan ke arah pasukan ‘Israel’.
‘Israel’ mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga Palestina untuk pindah dari bagian timur Rafah sepekan yang lalu, dan perintah putaran kedua diperluas ke zona tambahan pada Sabtu (11/5). Mereka pindah ke lahan kosong, termasuk Al-Mawasi, wilayah berpasir yang berbatasan dengan pantai yang telah ditetapkan ‘Israel’ sebagai wilayah kemanusiaan. Badan-badan bantuan telah memperingatkan bahwa daerah tersebut kekurangan fasilitas sanitasi dan fasilitas lainnya untuk menampung gelombang pengungsi.
UNRWA, badan bantuan utama PBB di Gaza, memperkirakan sekitar 450.000 orang telah meninggalkan Rafah sejak 6 Mei. (zarahamala/arrahmah.id)