BANJARNEGARA (Arrahmah.com) – Sudah 2 pekan musibah longsor Banjarnegara berlalu, kebiasaan pasca bencana adalah misionaris beraksi dengan berbagai cara. Maka LKG TPQ (Lembaga Koordinasi Gerakan Taman Pendidikan Al-Quran) menuju ke lokasi bencana Banjarnegara untuk menangkal akan hal itu dan mengadakan pembinaan serta kegiatan positif kepada anak-anak hingga orang tua yang sedang tertimpat musibah longsor. Dalam agenda ini ada 2 lokasi yang tim LKG TPQ datangi, desa Pencil dan desa Slempit dan 2 desa tersebut jauh dari perkotaan. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 1-2 Januari 2015.
Kamis, 1 Januari 2015, LKG TPQ menuju ke desa Pencil, Karangtengah, Wanayasa, Banjarnegara. Desa tersebut terisolir karena musibah longsor. Maka terputuslah akses menuju desa tersebut dan hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki. Membutuhkan waktu 45 menit untuk sampai ke desa pencil dengan berjalan kaki dengan jalan naik turun, licin dan terjal. Akan tetapi, itu semua tidak menyurutkan semangat tim LKG TPQ menuju desa Pencil. Dengan bismillah, tim LKG TPQ dan dibantu Relawan Dewan Da’wah Jateng menuju desa Pencil dengan membawa barang-barang beberapa kardus yang akan diberikan kepada anak-anak desa tersebut.
Ketika tim LKG TPQ sampai di desa Pencil, anak-anak sudah menunggu di masjid akan kedatangan kita. Tidak menunggu waktu lama, tim LKG TPQ langsung menuju ke masjid dan menyapa anak-anak desa Pencil. Ada 50 anak yang berkumpul di masjid dan siap mengikuti kegiatan yang akan diberikan oleh Kakak LKG TPQ. Di pagi hari Kakak LKG TPQ menyapa anak-anak desa Pencil dengan dongeng islami dan game islami. Setelah itu dilaksanakan sholat dzuhur berjama’ah dan makan berasama LKG TPQ, Relawan Dewan Da’wah Jateng dan anak-anak desa Pencil.
Siang hari anak-anak diberi kegiatan lomba mewarnai, nonton film Islami dan ditutup dengan muhasabah tentang ibu. Antusias anak-anak desa Pencil mengikuti acara yang diselenggarakan LKG TPQ dari pagi hingga sore hari dan rasa gembira yang keluar dari wajah anak-anak desa Pencil setelah mengikuti acara tersebut. Sebelum anak-anak meninggalkan masjid, kakak-kakak LKG TPQ membagikan paket alat tulis ( Disgrip, Buku, penggaris, pulpen, pensil dan penghapus) dan Iqro. Semoga dengan diberikannya paket alat tulis dan buku Iqro’ menambah semangat anak-anak desa Pencil dalam belajar dan mengaji.
Seusai seharian bersama-sama anak-anak desa Pencil, tim LKG TPQ bersilaturahmi ke rumah Kepala Dusun (Kadus) Pencil. Ucapan terima kasih dari Kadus Pencil kepada LKG TPQ yang sudah mau memberikan acara yang positif kepada anak-anak desa Pencil. Dalam pertermuan itupula Kadus menceritakan bahwa 4 hari sebelum LKG TPQ dan Relawan Dewan Da’wah Jateng ke desa Pencil, ada misionaris Kristen yang mendatangi desa Pencil dan meresahkan warga dengan kegiatan yang negatif berupa jogetan dihadapan anak-anak desa Pencil. Maka tanpa berfikir panjang, Bapak Kadus menghentikan acara tersebut dan meminta mereka untuk keluar dari desa Pencil.
Bapak Kadus berharap ada dari umat Islam yang peduli dengan pembinaan yang berkelanjutan kepada anak – anak dan masyarakat desa Pencil karena masih minimnya akan agama islam dan supaya tidak diganggu oleh misionaris lagi.
Jumat, 2 Januari 2014, agenda LKG TPQ ke desa Slimpet, Tlaga, Punggelan, Banjarnegara. Menuju desa tersebut membutuhkan waktu 2 jam dari kota banjarnegara dengan jalan naik turun dan hanya bisa dilalui satu mobil. Desa yang berstatus rawan akan terkena Longsor, karena di samping desa tersebut ada tebing yang sangat tinggi sekali yang suatu saat bisa longsor dan mengenai desa Slimpet. Oleh karena itu, seluruh masyarakat Slimpet mengungsi di tempat pengungsian yang berjarak 200 meter dari desa Slimpet dan aman dari longsor.
Tepat pukul 08.30 Wib Tim LKG TPQ dan Dewan Da’wah sampai dilokasi pengungsian Desa Slimpet, LKG TPQ menyajikan acara outbound terlebih dahulu kepada anak-anak, remaja dan orang tua desa Slimpet yang sedang mengungsi. Acara outbound dilaksanakan dari pagi hingga menjelang sholat Jum’at. Setelah menunaikan sholat Jum’at, dilanjutkan dengan acara dongeng islami, nonton film islam dan muhasabah. Sebelum selesai acara, LKG TPQ membagikan paket alat tulis kepada seluruh anak-anak yang sedang mengungsi dan mereka juga mendapatkan uang saku dari Dewan Da’wah Jateng.
Disekitar lokasi pengungsian dibangun sebuah bangunan yang terbuat dari terpal untuk kegiatan mengaji anak-anak desa Slimpet, TPQ Darusalam namanya. Ada 80 santri yang mengikuti kegiatan mengaji dan belajar Al-Quran di TPQ Darusalam dan diasuh oleh seorang ustadz dari Wonosobo. Karena masjid yang biasa dipakai untuk TPQ tidak boleh dipakai untuk kegiatan TPQ, maka dibuatlah tempat sementara untuk kegiatan TPQ di sekitar pengungsian.
TPQ Darussalam berdiri di desa Slimpet baru satu tahun lamanya, antusias anak-anak desa Slimpet dalam mengaji sangat tinggi. KBM TPQ Darussalam beda dengan kebiasaan TPQ yang disekitar kita. KBM TPQ Darussalam bisa terbilang paling banyak dan padat, TPQnya dilaksanakan setiap sehabis sholat lima waktu dan itu setiap hari kecuali hari jum’at. Bila kita jumlah, 5 kali pertemuan dalam sehari 130 pertemuan dalam sebulan. Bila kita bandingkan rata-rata KBM TPQ di sekitar kita itu 3 kali pertemuan dalam sepekan 12 kali dalam sebulan. Walau anak-anak Slimpet sedang dilanda musibah, mereka tetap semangat masuk TPQ untuk belajar mengaji Al-Qur’an.
Ketika LKG TPQ mengadakan acara seharian di lokasi pengungsian, ada 2 misionaris yang berada di disekitar lokasi pengungsian pula. Ketika kita menggali berita dari bapak Kadus tentang 2 orang tesebut, terkesan bapak Kadus menutup-nutupi info akan 2 misionaris tersebut. Maka kita memberikan himbauan kepada Ustadz TPQ akan mewaspadai orang-orang asing dan lebih-lebih orang yang beragama nasrani yang datang ke lokasi pengungsian dengan modus memberikan bantuan maupun yang lainnya.
Semoga apa yang dilakukan oleh tim LKG TPQ ke 2 desa tersebut memberikan manfaat dan menguatkan keimananan anak-anak dan masyarakat desa Pencil dan Slimpet. Semoga sedikit berita yang kami dapatkan dilapangan juga membuat umat islam di sekitar Banjarnegara khususnya maupun di Indonesia umumnya merasa terpanggil untuk ikut serta menolong saudara semuslim yang sedang terkena musibah di Banjarngera dengan doa, tenaga maupun harta. Acara ini terselenggara berkat dukungan dari Dewan Da’wah Jateng.
Laporan: Abdul Wahab
(azm/arrahmah.com)