JAKARTA (Arrahmah.id) – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud angkat bicara terkait pernyataan Rocky Gerung yang diduga menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi). Marsudi menilai penyampaian kritik harus dilakukan dengan menggunakan adab yang baik.
“Saat ini sedang ramai tentang kritik, yang mana, mengkritiknya menggunkan kata-kata yang tidak pantas. Ingat, berbicara yang baik tidak harus dengan kata-kata yang kotor, sampaiakan kritik itu dengan baik,” kata Marsudi seperti dikutip dari laman resmi MUI Digital, pada Selasa (8/8/2023).
Dia menegaskan bahwa kritik boleh disampaikan kepada siapapun, sebab kritik merupakan hal yang sangat diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Terutama kritik yang baik sangat diperlukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki.
“Siapa saja yang menjadi pemimpin harus berani membuka diri untuk dikritik. Perlu diketahui, bahwa kritik itu untuk memperbaiki, bukan untuk mencaci. Kritik boleh, kritik adalah vitamin, kritik adalah vaksin untuk memperbaiki, bukan untuk mencaci,” ujarnya.
Marsudi juga menyampaikan ayat Q.S. Al-‘Ashr ayat 3 yang artinya, “Dan nasihat menasehati seupaya mentaati kebenaran dan nasihat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
Dengan demikian, Marsudi berpesan agar menyampaikan kritik dengan cara yang tepat, dengan data yang sesuai dan tidak melupakan adab serta etika.
“Kritiklah, berilah wasiat-wasiat dengan kebenaran, jangan ada yang bohong, jangan ada yang salah, jangan menggunakan data-data yang tidak tepat (hoax),” kata dia memberikan contoh.
Dia menyebut mengkritik tidak cukup dengan yang benar saja. Menyampaikan sesuatu yang benar tidak cukup hanya karena faktanya benar, karena diatas kebenaran ada akhlak.
“Pilihlah kata-kata yang bijak, kata-kata yang baik dan data yang benar, maka itu semua akan menjadi hal yang tepat untuk memperbaiki bangsa kita,” tuturnya. (rafa/arrahmah.id)