KABUL (Arrahmah.com) – Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafzai, yang terkenal karena konon ditembak oleh Taliban Pakistan saat masih sekolah, telah mendesak penguasa baru Afghanistan untuk membiarkan anak perempuan kembali ke sekolah.
Sudah satu bulan sejak Taliban, yang merebut kekuasaan pada Agustus, melarang anak perempuan kembali ke sekolah menengah sementara memerintahkan anak laki-laki kembali ke kelas.
Taliban telah mengklaim bahwa mereka akan mengizinkan anak perempuan untuk kembali setelah mereka memastikan keamanan dan pemisahan yang lebih ketat di bawah syariat Islam.
“Kepada pihak berwenang Taliban … batalkan larangan de facto terhadap pendidikan anak perempuan dan segera buka kembali sekolah menengah untuk anak perempuan,” Yousafzai dan sejumlah aktivis hak-hak perempuan Afghanistan mengatakan dalam sebuah surat terbuka yang diterbitkan pada Minggu (17/10/2021).
Malala, sebagaimana agen liberalisme lainnya, meminta para pemimpin negara Muslim untuk menjelaskan kepada Taliban bahwa “agama tidak membenarkan mencegah anak perempuan pergi ke sekolah.”
“Afghanistan sekarang satu-satunya negara di dunia yang melarang pendidikan anak perempuan,” kata para penulis, yang termasuk kepala komisi hak asasi manusia Afghanistan di bawah pemerintah terakhir yang didukung AS Shaharzad Akbar.
Para penulis surat meminta para pemimpin dunia G20 untuk menyediakan dana mendesak untuk rencana pendidikan bagi anak-anak Afghanistan.
Sebuah petisi di samping surat itu pada Senin (18/10) menerima lebih dari 640.000 tanda tangan.
Aktivis pendidikan Malala Yousafzai konon ditembak oleh Tehreek-e-Taliban Pakistan, di kota kelahirannya di lembah Swat saat berada di bus sekolah pada tahun 2012.
Sekarang di usianya yang 24 tahun, dia mengadvokasi pendidikan anak perempuan, di bawah yayasan nirlaba Malala Fund nirlaba yang telah menginvestasikan $2 juta di Afghanistan. (Althaf/arrahmah.com)