AMBON (Arrahmah.com) – Raja Negeri Tulehu John Saleh Ohorella meminta pada masyarakat Maluku agar tidak terprovokasi dengan isu-isu menyesatkan yang akan membuat kekacauan di daerah itu.
“Masyarakat Maluku khususnya di Tulehu diminta untuk tidak terprovokasi dengan isu menyesatkan,” katanya dalam pernyataan pers pada Senin (12/9/2011).
Raja Tulehu juga meminta masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban serta menjamin keselamatan setiap orang yang masuk wilayah hukum adat Tulehu.
“Apabila ada provokator atau penyebar isu sesat maka segera tangkap dan dilaporkan ke pihak berwajib,” katanya.
Selain itu, ia juga meminta agar Pelabuhan Tulehu, Rumah Sakit Umum Tulehu, Unidar, Kantor Camat dan instansi lainnya untuk tetap berfungsi seperti biasanya.
“Sampai saat ini kondisi di Tulehu tetap aman dan terkendali,” katanya.
Sementara itu, sehari sebelumnya Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu juga mengimbau warganya, terutama di Kota Ambon dan sekitarnya agar jangan terprovokasi ketegangan yang terjadi karena belum tahu persis penyulut ketegangan itu.
“Hentikan ketegangan yang mengarah ke pertikaian antarkelompok karena hanya penderitaan berkepanjangan akan dirasakan sebagaimana konflik sosial pada 1999,” tegasnya.
Sebelumnya para raja di Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon dan Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon menjalin komunikasi guna mengamankan jalur transportasi sehubungan pertikaian antarwarga pada Minggu (11/9) siang.
Raja Tulehu John Saleh Ohorella mengatakan, ia bersama Raja Liang, Waai dan Suli menjalin komunikasi dengan Raja Passo, Marthen Sarimanella agar akses jalan jangan dibarikade.
“Kami intensif menjalin komunikasi sejak terjadinya ketegangan di Waihaong dan Manggadua, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon hingga saat ini, menyusul semalam (Minggu) menjamin kelancaran pengoperasian Kapal Motor Penyeberangan (KMP) di Hunimua, Desa Liang, pulau Ambon – Waipirit, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB),” ujarnya.
Sementara itu kaum Ibu dan anak-anak yang tinggal di sekitar lokasi kerusuhan di Kota Ambon terpaksa mengungsi dan dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Menurut Ryan, pengusaha rumah makan Paradise, yang letaknya berkisar 100-200 meter dari Tugu Trikora, Kota Ambon, penduduk mulai melakukan evakuasi sejak pukul 18.00 waktu setempat, Minggu (11/9).
“Kalau di dekat tempat usaha ya, sudah pada mengungsi, kebanyakan ibu-ibu dan anak-anak, sejak pukul enam sore tadi. Evakuasi tadi kita lakukan sama-sama, sekarang tinggal kaum bapak yang berjaga,” ujar Ryan.
Menurutnya, beberapa rumah makan yang berada tepat di belakang tempat usahanya habis dibakar massa.
“Asapnya terlihat dari tempat usaha saya,” ucapnya.
Hingga kini warga di sekitar lokasi kerusuhan, menurutnya masih waspada dan berjaga-jaga.
“Kami terus waspada, mungkin malam ini kami tidak tidur. Semoga besok sudah reda,” ucapnya. (dbs/arrahmah.com)