WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat mengklaim telah menembakkan sekitar 59 rudal jelajah pada Jum’at (7/4/2017) di sebuah pangkalan udara milik rezim Suriah di kota Homs sebagai tanggapan atas serangan senjata kimia yang mematikan yang telah diluncurkan minggu ini, Reuters melansir.
Rudal Tomahawk diluncurkan dari USS Porter dan USS Ross sekitar tengah malam (00.40 waktu setempat) pada Jum’at (7/4), memukul beberapa sasaran – termasuk stasiun lapangan terbang, pesawat dan bahan bakar – di Pangkalan Udara Shayrat yang menurut Pentagon digunakan untuk menyimpan senjata kimia.
Presiden AS Donald Trump memerintahkan langkah yang tidak diambil pendahulunya, Barack Obama, yakni dengan langsung menargetkan militer Asad lewat serangan udara sebagai sanksi atas serangan senjata kimia, yang menewaskan sedikitnya 100 orang, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak.
“Bertahun-tahun upaya mengubah perilaku Asad telah gagal,” kata Trump saat ia mengumumkan serangan dari resornya di Florida, Mar-a-Lago, di mana ia bertemu Presiden Cina Xi Jinping.
“Bahkan bayi cantik dibunuh secara kejam dalam serangan yang sangat biadab ini,” katanya menanggapi serangan senjata kimia pada Selasa lalu oleh pasukan rezim Asad. “Tidak seharusnya ada anak Tuhan yang menderita semiris ini.”
Sementara itu, pasukan rezim Suriah mengatakan serangan AS menewaskan enam orang. Rezim Suriah menyebutnya sebagai “agresi terang-terangan” dan membuat Amerika Serikat menjadi “mitra kelompok teroris” termasuk ISIS. Gubernur Homs Talal Barazi kepada Reuters menyatakan korban tewas berjumlah tujuh orang.
Para pejabat AS dan sekutunya menyatakan serangan itu sebagai serangan sekali habis yang tidak akan menyebabkan eskalasi lebih lanjut. Ini mengisyaratkan tekad Trump untuk mengambil “tindakan tegas”, klaim para pejabat AS.
Selama bertahun-tahun, Washington telah mendukung faksi bersenjata moderat yang berperang melawan Asad dalam perang yang kompleks dan banyak sisi yang berlangsung sejak 2011 dan telah menewaskan lebih dari 400.000 orang. Perang ini telah menciptakan krisis pengungsi terburuk di dunia.
Keputusannya untuk menyerang pasukan rezim Suriah adalah pergeseran terutama untuk Trump, yang di masa lalu telah berulang kali mengatakan ia ingin hubungan yang lebih baik dengan Moskow (yang mendukung kubu Asad), termasuk bekerja sama dengan Rusia untuk melawan ISIS.
Trump mengatakan pekan ini bahwa serangan kimia yang diluncurkan Asad telah ‘melewati batas. Ia kemudian memerintahkan serangan sehari setelah ia menyalahkan Asad atas serangan kimia minggu ini di kota Khan Sheikhoun.
Rezim Suriah dan Moskow telah membantah bahwa pasukan Suriah berada di balik serangan itu, tetapi negara-negara Barat telah menolak penjelasan mereka. (althaf/arrahmah.com)