(Arrahmah.com) – Majalah Dabiq edisi ke-10 telah dirilis. Majalah Dabiq ini merupakan salah satu media resmi berbahasa Inggris milik kelompok Daulah Islam, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.
Majalah Dabiq yang dari awal kemunculannya sangat kentara meniru Majalah Inspire terbitan Media Al-Malahim Al-Qaeda Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) itu kini telah menjadi senjata utama propaganda Daulah untuk para pendukungnya. Majalah ini dengan jelas semakin menampakkan hakikat manhaj takfir ekstrim yang dianut Jamaah Daulah.
Dalam majalah Dabiq edisi ke-10 ISIS kembali menegaskan pengafiran mereka kepada setiap individu yang menjadi lawan mereka, sampai-sampai mereka pun tega menghalalkan kehormatan para istri Mujahidin yang menjadi lawan mereka, termasuk istri-istri Mujahidin Al-Qaeda di seluruh penjuru dunia yang telah mereka cap sebagai “shahawat murtad” karena melawan ISIS.
Mereka dengan kurang ajar mengklaim bahwa status pernikahan para istri Mujahidin Al-Qaeda telah batal karena Mujahidin Al-Qaeda adalah “shahawat murtad” yang melawan ISIS. Dengan klaim tersebut, mereka pun menganggap bahwa para mujahidah mulia istri mujahidin yang tulus sebagai para pezina. Laa hawla wa laa quwwata illa billah.
Hal ini pun memicu tanggapan luas, terutama dari para ulama, salah satunya Syaikh Abu Qatadah Al-Filisthini. Berikut ini terjemahan reaksi keras Syaikh Abu Qatadah yang dipublikasikan Al-Minara pada Selasa (15/7/2015) terhadap sikap keterlaluan ISIS tersebut.
Tanggapan terhadap Majalah Dabiq ISIS Edisi ke-10
Oleh: Syaikh Abu Qatadah Al-Filisthini
Betapa sering kita membenci sesuatu, namun pada akhirnya sesuatu itu baik bagi kita. Apa yang terjadi ialah bahwa kaum ekstremis telah bangkit dan menunjukkan identitasnya dengan jelas, sehingga jalan untuk memenangkan agama ini dan membersihkannya dari ekstremisme dan kesalahan serta penyimpangan semakin terbuka, dan perdamaian pun semakin dekat kepada pemiliknya.
Demi Allah, tidak ada yang membela mereka kecuali para pendengki dengan hati yang buta, atau orang bodoh yang menjual pikirannya untuk orang lain. Bukti-bukti yang tersembunyi mulai terlihat. Dan Allah Maha Pengampun dengan firman-Nya, “Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum setelah mereka diberi-Nya petunjuk, sehingga dijelaskan kepada mereka apa yang harus mereka jauhi.”
Orang-orang yang mengafir-ngafirkan [Mujahidin] yang melawan mereka dan memperbudak istri-istri Mujahidin yang melawan mereka itu adalah orang-orang dengki yang menyimpang lagi celaka.
Mereka mengatakan kami tidak melakukan Takfir terhadap lawan-lawan kami, tapi semua orang yang kami perangi di Syam adalah orang-orang murtad. Mereka mengatakan kami tidak memperbudak kaum perempuan dari lawan kami, tapi setiap wanita yang tinggal dengan lawan kami [kami nilai] melakukan perzinahan [karena suami-suami mereka telah murtad].
Hal ini tak ubahnya argumen: “Kami hanya menyembah mereka agar mereka mendekatkan kami kepada Allah.” Dan layaknya Syiah Rafidhah yang mengatakan bahwa kami tidak membenci para sahabat Nabi (ﷺ), namun sembari mengatakan bahwa Abu Bakar, dan Umar, dan Utsman bukanlah sahabatnya (ﷺ).
Mereka menghimpun ciri-ciri dari Khawarij biadab dalam (pertumpahan) darah, dan taqiyah Syiah Rafidhah dalam artikel-artikel mereka dan prinsip-prinsip mereka, serta berperilaku dalam pidato dan kata-kata mereka. Dan sifat kaum Baath dan komunis terlihat dalam publikasi mereka. Dan tuan mereka adalah Iblis yang membuat mereka menyusun artikel-artikel ini.
Allah berfirman “Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langah Setan.” Jika mereka menyeret orang untuk mempercayai doktrin dan keyakinan jahat mereka, selangkah demi selangkah, maka orang yang bodoh tidak akan menyadari ketika aplikasinya hadir dalam dirinya. Dan jika hal ini dikatakan kepada orang bodoh [pengikut ISIS] beberapa bulan lalu, maka apa yang dia katakan sekarang, itu akan membuatnya marah. Tapi hari ini dia adalah korban dari [doktrin] itu, dan dia membelanya, dan itu pun menyebar seperti rabies dalam tubuh korban yang sakit ini.
(banan/arrahmah.com)