KOTA BIMA (Arrahmah.com) – Penanganan darurat pasca banjir besar di Kota Bima terus dilakukan oleh Pemerintah dan unsur lainnya. Tanggap darurat masih ditetapkan oleh Walikota Bima hingga Kamis (5/1/2017) mendatang.
Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menyebut aktivitas masyarakat sudah kembali normal. Penanganan pengungsi semakin membaik. Layanan listrik di Kota Bima sudah 99,5 persen menyala, 11 dari 12 gardu listrik yang mati sudah berhasil dinyalakan oleh PLN.
“Hanya satu gardu di Kapanta Kelurahan Nungga Kecamatan Rasanae yang belum menyala karena longsor,” katanya.
Dikatakannya layanan kesehatan juga sudah membaik, RSU PKU Muhammadiyah dan RS di STIKES sudah bisa beroperasi kembali. TNI menambah pelayanan kesehatan dengan membangun rumah sakit lapangan di Conventional Hall di Kota Bima. Rumah sakit lapangan ini didukung 80 petugas medis dan 205 personil serbaguna. Sejak kemarin RS Lapangan ini sudah melayani warga yang berobat sebnyak 80 orang yang sakit diare dan kulit/gatal. RS lapangan ini juga menyediakan fasilitas untuk rawap inap.
Sutopo menjelaskan jalan-jalan protokol sudah bersih dari genangan dan lumpur. Saat ini 650 personil dari TNI, Polri dan relawan masih terus membersihkan lumpur dan lingkungan. Untuk mempercepat pembersihan posko mengerahkan 70 truk dan 5 excavator untuk mengangkut sampah serta sudah dibuka lokasi TPA baru. Disamping itu Posko juga akan mendistribusikan peralatan pembersihan seperti sekop, karung, karbol dan peralatan lainnya.
BNPB memberikan bantuan cash for work kepada BPBD Kota Bima untuk disalurkan kepada masyarakat yang terdampak langsung untuk membersihkan lingkungan dan rumahnya. Bantuan cash for work ini merupakan bantuan langsung kepada korban bencana agar mereka dapat memperoleh penghasilan dan meningkatkan ekonomi lokal karena masyarakat tidak dapat bekerja setelah terkena bencana. Cash for work ini sangat bermanfaat bagi warga dan sudah dipraktekkan di banyak penanganan bencana seperti erupsi Merapi, Sinabung, banjir Manado, gempa Pidie Jaya, banjir Bima dan lainnya.
Pembersihan sekolah juga sudah mencapai 50 persen. Ditargetkan pada tanggal 3/1/2017 semua sekolah sudah siap untuk digunakan kegiatan belajar mengajar. Untuk mempercepat sebagian petugas dan peralatan dialokasikan untuk membantu pembersihan sekolah. Jumlah pengungsi sudah menurun menjadi 6.900 jiwa yang tersebar di 33 titik. Sebagian sudah pulang ke rumah masing-masing. Untuk melayani pengungsi dapur umum sudah bertambah menjadi 17 titik dengan kapasitas masak 21.700 bungkus per hari.
Sutopo menambahkan, mengingat kondisi peralatan rumah tangga masyarakat Kota Bima yang rusak maka BNPB menyerahkan bantuan 1.000 paket bantuan kidsware, paket sandang dan family kit. Paket kidsware untuk kebutuhan anak-anak seperti popok bayi, minyak telon, botol susu, sabun, shampoo, dll. Paket sandang berisi pakaian untuk laki-laki dewa, perempuan dewasa, anak laki dan perempuan. Sedang paket family kit berisi peralatan kebutuhan keluarga seperti sabun mandi, shampoo, paket P3K, botol air minum, pembalut, handuk, dll. Hari ini juga BNPB mengirimkan 10.000 lembar sarung untuk diberikan kepada masyarakat terdampak.
Kepala BNPB, Willem Rampangilei, terus di lokasi bencana di Kota Bima untuk mengkoordinir penanganan bencana. Potensi nasional terus memperkuat Pemda dalam penanganan bencana.
“Sesuai perintah Bapak Presiden RI agar semua kebutuhan masyarakat dipenuhi dengan cepat. Fasilitas publik harus segera berfungsi. Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca banjir juga harus dipercepat. Dampak ekonomi yang ditimbulkan banjir lebih dari Rp 1 trilyun. Untuk itu pemulihannya harus dilakukan bersama kementerian, lembaga, pemda, dunia usaha dan partisipasi masyarakat. Hari ini (28/12/2016) Bapak Wakil Presiden berkunjung ke lokasi bencana. Akan saya laporkan semua kemajuan penanganan serta upaya ke depan,” ujar Willem Rampangilei, dikutip laman BNPB.
Bantuan dari berbagai pihak terus berdatangan. Stok logistik mencukupi hingga 7 hari ke depan. Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada. Bulan Januari adalah puncak musim penghujan. Jadi potensi banjir masih tetap ada.
(azmuttaqin/arrahmah.com)