COX’S BAZAR (Arrahmah.com) – Dikabarkan pada Ahad (7/7/2019) setidaknya satu orang tewas dan lebih dari 4.500 orang lainnya kehilangan tempat tinggal setelah tanah longsor meluluhlantakkan kamp pengungsian Muslim Rohingya di Bangadesh.
Sebelumnya hujan mengguyur kawasan Cox’s Bazar sejak Sabtu (6/7) selama 72 jam tanpa henti. Menurut data PBB, kawasan Cox’s bazar dihuni sekitar 900.000 minoritas Muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar.
Dilaporkan bahwa tanah longsor telah meluluhlantakkan kamp-kamp pengungsi, yang dibangun di bukit-bukit yang berbatasan dengan Myanmar, sebanyak 26 kali. Diduga penebangan pohon di sekitar bukit, yang dijadikan gubuk-gubuk sebagai tempat tinggal Muslim Rohingya, menjadi penyebab utama tanah longsor tersebut.
Pejabat badan pengungsi AS Areez Rahman mengatakan kepada koresponden AFP bahwa sekitar 30 kamp telah hancur akibat hujan badai yang melanda kawasan pengungsian, dan seorang wanita berusia 50-an meninggal karena tertimpa tembok yang runtuh.
Nur Mohammad, seorang Muslim Rohingya yang berusia 40 tahun di kamp utama Kutupalong, mengatakan sebanyak 12 orang kerabatnya telah melarikan diri dari kamp pengungsian yang berupa gubuk berbalut terpal di perbukitan untuk berlindung bersamanya.
“Rumah saya sudah penuh sesak. Saya khawatir bagaimana saya akan memberi makan semua orang ini,” katanya.
Para pejabat mengatakan sekitar 5.000 Muslim Rohingya yang menempati sebidang tanah tak bertuan, yang berada antara Bangladesh dan Myanmar, juga dilanda hujan badai tersebut.
“Anak-anak menderita diare dan kami tidak memiliki cukup air minum,” kata pemimpin kamp Dil Mohammad kepada AFP melalui telepon.
Dia mengatakan sebagian besar kamp terendam air karena pihak berwenang Myanmar telah membangun bendungan di sungai terdekat.
Komisaris pengungsi Bangladesh Mohammad Abul Kalam mengatakan pada Ahad (7/7) bahwa evakuasi darurat sedang dipersiapkan.
Pada tahun 2017 badai muson menewaskan 170 orang di kamp pengungsi.
Tahun lalu agen pengungsi AS memindahkan 30.000 pengungsi Rohingya dari daerah-daerah yang berisiko tinggi terhadap tanah longsor dan banjir.
Sekitar 740.000 Muslim Rohingya melarikan diri dari penumpasan militer di negara bagian Rakhine Myanmar yang didominasi Buddha pada Agustus 2017. Mereka bergabung dengan sekitar 200.000 orang yang sudah tinggal di kamp-kamp di seberang perbatasan.
Bangladesh ingin merelokasi hingga 100.000 pengungsi ke pulau terpencil di Teluk Benggala, tetapi ini ditentang oleh para pengungsi dan kelompok-kelompok hak asasi internasional. (rafa/arrahmah.com)