KANDAHAR (Arrahmah.com) – Mullah Umar, pemimpin Taliban telah menolak penawaran yang diajukan Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, perlindungan sebagai pertukaran dengan pembicaraan damai.
Salah seorang juru bicara Taliban pada Senin (17/11) menyatakan menolak penawaran tersebut dan ia mengatakan pasukan asing harus meninggalkan Afghanistan sebelum negosiasi-negosiasi dilakukan.
“Selama pasukan asing berada di Afghanistan, kami tidak akan melakukan pembicaraan-pembicaraan, karena mereka akan memegang kendali dan pembicaraan tak kan menghasilkan apapun,” Adik Mullah Umar, berbicara melalui telepon satelit seperti yang dilansir Reuters.
“Kami aman di Afghanistan dan kami tidak membutuhkan penawaran Hamid Karzai untuk melindungi kami,” lanjutnya.
“Jihad Taliban, atau perang suci akan terus berlanjut,” jelasnya.
Taliban telah menolak pembicaraan apapun selama pasukan asing masih tinggal di Afghanistan.
Zabihullah Mujahid, juru bicara Afghanistan lainnya mengatakan, statemen Karzai bukanlah hal yang baru.
“Ia telah mengatakan ini selama tujuh tahun. Tetapi tidak ada pejuang yang berani menerima ini dan kami tidak akan menghormati hokum atau konstitusi apapun yang dibuat oleh orang-orang munafik,” urai Zabihullah.
“Emirat Islam di Afghanistan akan terus melanjutnkan jihad sampai tentara kafir keluar dari Afghanistan dan Afghanistan terbebas.”
Para analisis Afghan mengatakan penawaran yang diajukan Karzai tidak begitu banyak sehingga Mullah Umar tidak mengambil penawaran tersebut. Karzai juga terlihat hanya ingin memenangkan pemilihan Presiden tahun depan dan ingin memanfaatkan suara pemilih yang telah jenuh dengan peperangan, karena itu dia berusaha keras untuk membawa perdamaian.
Sedikitnya, 70.000 tentara asing, di mana separuh dari mereka merupakan pasukan AS, tengah berperang melawan Taliban yang telah berpengaruh dan siap menyerang dari arah Selatan, Barat, dan Timur Afghanistan. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)