PAKTIKA (Arrahmah.id) – Bantuan mulai berdatangan di bagian terpencil Afghanistan di mana gempa bumi menewaskan sedikitnya 1.000 orang, ketika para pejabat Taliban mengatakan operasi penyelamatan hampir selesai.
Gempa berkekuatan 6,1 melanda pada Rabu pagi, wilayah sekitar 160 km (100 mil) tenggara Kabul, di pegunungan gersang yang dipenuhi pemukiman kecil di dekat perbatasan dengan Pakistan.
Komunikasi yang buruk dan kurangnya jalan yang layak menghambat upaya bantuan di negara yang sudah bergulat dengan krisis kemanusiaan yang meningkat sejak Taliban berkuasa Agustus lalu.
“Operasi penyelamatan telah selesai, tidak ada yang terjebak di bawah puing-puing,” kata Mohammad Ismail Muawiyah, juru bicara komandan militer Taliban di provinsi Paktika yang paling parah dilanda bencana, kepada kantor berita Reuters, Kamis (23/6/2022).
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada Kamis bahwa kementerian pertahanan Taliban telah mengindikasikan pada Rabu pagi bahwa 90 persen dari operasi pencarian dan penyelamatan telah selesai.
Gempa tersebut menewaskan sekitar 1.000 orang dan melukai 1.500 orang, kata Muawiyah. Lebih dari 3.000 rumah hancur.
Korban tewas menjadikannya gempa paling mematikan di Afghanistan dalam 20 tahun, menurut data pemerintah AS.
Sekitar 1.000 orang telah diselamatkan pada Kamis pagi, Sharafat Zaman, juru bicara kementerian kesehatan, mengatakan kepada kantor berita Reuters.
“Bantuan sudah sampai ke daerah dan terus berlanjut tapi masih dibutuhkan lebih banyak lagi,” katanya.
Berbicara kepada Al Jazeera dari provinsi Paktika, jurnalis Ali Latifi mengatakan situasi di lapangan “sangat buruk”.
“Ketika Anda berada di helikopter ini dan Anda terbang di atas distrik-distrik ini, Anda melihat bahwa mereka pada dasarnya terletak di pegunungan dan di lereng bukit yang semuanya tidak beraspal, daerah berbatu, seluruh rumah terbuat dari lumpur. Daerah yang benar-benar miskin di mana orang memiliki standar hidup paling dasar,” katanya.
“Bahkan klinik terdekat dengan salah satu distrik tempat kami berada, mereka mengatakan jaraknya 30 menit – dan bahkan itu adalah klinik swasta yang akan menghabiskan banyak uang untuk dikunjungi orang. Dan sekali lagi untuk sampai ke sana sangat sulit.” (haninmazaya/arrahmah.id)