KABUL (Arrahmah.com) – Taliban pada Senin (30/12/2019) membantah laporan media bahwa kepemimpinannya telah mengumumkan gencatan senjata singkat, permintaan utama AS untuk melanjutkan kembali perundingan perdamaian.
Pada Minggu (29/12), berbagai media internasional mengutip sumber-sumber Taliban yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan kepemimpinan kelompok itu, setelah berhari-hari berkonsultasi, telah menyetujui gencatan senjata satu pekan.
Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen dan Zabihullah Mujahid, membantah laporan itu. Zabihullah Mujahid menggambarkan laporan itu sebagai “menyesatkan” mengatakan Taliban “tidak memiliki niat” untuk menerapkan gencatan senjata.
“Amerika telah meminta pengurangan pertempuran dan operasi,” katanya, seraya menambahkan bahwa konsultasi tentang ini di dalam Taliban sedang berlangsung. Dia mengatakan belum ada keputusan yang dibuat, dan menolak laporan keretakan dalam jajaran kepemimpinan kelompok tersebut.
Suhail Shaheen, yang telah terlibat dalam berbagai putaran pembicaraan dengan para diplomat AS di Qatar, mengatakan, “Beberapa media, berdasarkan desas-desus, menerbitkan laporan mereka yang tidak memiliki kebenaran. Tentu saja, jika ada sesuatu, kami pasti akan membaginya dengan orang-orang kami dan pers. Media harus menahan diri untuk tidak menerbitkan laporan yang belum dikonfirmasi.”
Presiden AS Donald Trump membatalkan pembicaraan dengan Taliban pada September setelah serangan yang menewaskan seorang tentara Amerika di Kabul.
Tetapi pada kunjungan mendadak ke Afghanistan akhir November lalu, ia memerintahkan dimulainya kembali perundingan dan menuntut gencatan senjata sebagai prasyarat. Diplomat Amerika dan delegasi Taliban memulai kembali perundingan di Qatar.
Setelah serangan besar oleh kelompok itu di lapangan terbang utama militer AS di Bagram pada awal Desember, perwakilan khusus Washington untuk rekonsiliasi Afghanistan mengumumkan jeda dalam pembicaraan bagi perwakilan Taliban untuk berkonsultasi dengan para pemimpin mereka tentang gencatan senjata.
Tidak jelas kapan pembicaraan akan dilanjutkan dan bagaimana para pemimpin Taliban akan merespon.
Pemerintah Afghanistan juga telah menuntut gencatan senjata tetapi tidak terlibat dalam pembicaraan karena keberatan dari Taliban.
Waheed Omer, penasihat Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, mengatakan pemerintah tidak mengetahui adanya rencana gencatan senjata oleh Taliban.
“Kami sudah mengkomunikasikan sikap kami dengan jelas. Gencatan senjata merupakan prasyarat bagi kami. Adalah tanggung jawab Taliban untuk mengambil keputusan. Kami tidak dapat mengomentari spekulasi dan rumor,” kata Omer pada Minggu (29/12). (Althaf/arrahmah.com)