YAMAN (Arrahmah.com) – Juru bicara Taliban menyatakan keraguan atas proposal Amerika Serikat (AS) untuk pemerintahan sementara di Afghanistan. Menurutnya, pemerintah transisi telah terbukti tidak efektif.
Di bawah proposal tersebut, pemerintah transisi dapat diperluas dengan memasukkan anggota Taliban atau ditangguhkan sampai setelah pemilihan diadakan.
“Orang hanya perlu melihat pengalaman masa lalu negara kita selama 40 tahun terakhir dan perang yang telah disaksikannya. Pemerintah transisi dibentuk setelah pendudukan AS, beberapa di antaranya transisi, yang lain partisipatif, tetapi tidak ada yang menyelesaikan masalah negara,” kata Muhammad Naim keapada Al Jazeera (14/3/2021).
“Kami menginginkan sistem Islam yang kuat dan mandiri guna menyelesaikan permasalahan negara dan landasan tersebut harus dipertimbangkan,” tegasnya.
Naim menegaskan kembali perlunya pasukan asing untuk mundur dari Afghanistan, sebagaimana dinyatakan dalam kesepakatan penting yang dicapai dengan AS di Doha tahun lalu.
Kekerasan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir sebelum batas waktu penarikan 1 Mei.
Penduduk ibu kota Afghanistan, Kabul, diteror oleh kejahatan yang tak terkendali, pemboman dan pembunuhan, dan mengeluh tentang kegagalan keamanan.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyatakan keprihatinannya atas sejumlah pembunuhan yang ditargetkan yang ditujukan pada aktivis masyarakat sipil, jurnalis, pengacara, dan hakim.
Menteri Dalam Negeri Afghanistan Masoud Andarabi pada hari Ahad mengatakan pasukan pemerintah dapat menahan diri bahkan jika pasukan AS mundur.
“Pasukan keamanan Afghanistan sepenuhnya mampu mempertahankan ibu kota dan kota-kota serta wilayah tempat kami berada sekarang,” kata Andarabi kepada The Associated Press.
“Kami pikir pasukan keamanan Afghanistan tahun ini telah membuktikan kepada Taliban bahwa mereka tidak akan dapat memperoleh wilayah,” katanya sambil mengakui penarikan pasukan AS yang tergesa-gesa dan tidak dihitung dapat menawarkan kesempatan kepada kelompok-kelompok bersenjata.
Dia mengatakan hampir 70 persen dari pasukan polisi Afghanistan sedang memerangi Taliban, mengikis upaya untuk menegakkan hukum dan ketertiban. Setiap hari, polisi menghadapi lebih dari 100 serangan Taliban di seluruh negeri, tambahnya. (Hanoum/Arrahmah.com)