KABUL (Arrahmah.id) – Pemerintah Imarah Islam Afghanistan atau yang dikenal juag dengan Taliban secara tegas melarang perayaan Valentine di negaranya. Taliban menyatakan perayaan Valentine sebagai bagian dari kebiasaan orang Kristen yang tidak boelh diikuti.
Sebelum tanggal 14 Februari, yang biasa diperinagti sebagai hari Valentine, polisi moral Taliban menyebarkan poster-poster di toko-toko bunga dan berbagai tempat lainnya di Afghanistan.
Sebuah jendela di salah satu toko bunga di Afghanistan ditempeli sebuah poster yang ditandatangani Kementerian untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan. Poster tersebut berisi peringatan bagi pembeli untuk tidak merayakan hari Valentine.
“Hari Valentine bukanlah budaya Islam dan bukan bagian dari budaya Afghanistan,” isi poster tersebut.
“Merayakan hari kekasih artinya menunjukkan simpati kepada Paus Kristen,” lanjut bunyi poster itu.
Sejak mengambil alih kuasa pada Agustus 2021, otoritas Taliban memang mengeluarkan berbagai pembatasan kehidupan sosial di Afghanistan.
Mereka melarang budaya yang dinilai non Islam seperti musik, media sosial, video game, hingga merayakan Hari Valentine.
Mereka yang melakukan maupun menggunakan hal-hal tersebut berada di bawah pengawasan ketat Taliban.
DIlansir AFP, sepanjang tanggal 14 Februari, polisi moral Taliban berpatroli di Kabul dengan dilengkapi persenjataan. (rafa/arrahmah.id)