KABUL (Arrahmah.com) – Kaum perempuan di Afghanistan dapat melanjutkan studi di universitas, termasuk di tingkat pascasarjana, tetapi ruang kelas akan dipisahkan berdasarkan gender dan wajib mengenakan penutup aurat.
Menteri Pendidikan Tinggi Abdul Baqi Haqqani memaparkan kebijakan baru pada konferensi pers pada Minggu (12/9/2021), sehari setelah Taliban mengibarkan bendera mereka di atas istana presiden, menandakan dimulainya pemerintahan baru.
Direbutnya kembali tampuk pemerintahan oleh Taliban telah memicu kekhawatiran soal sejumlah isu yang biasa ditudingkan Barat pada penerapan Syariat Islam, termasuk apa yang mereka klaim penolakan hak untuk memperoleh pendidikan bagi perempuan dan perempuan, serta pengucilan dari kehidupan publik.
“Kami akan mulai membangun apa yang ada hari ini,” ujar Haqqani, mempertahankan posisi Taliban bahwa sikapnya, khususnya terhadap perempuan, telah berubah dalam 20 tahun terakhir.
Pernyataan terbaru ini datang ketika kelompok tersebut mencari legitimasi internasional menyusul serangan kilatnya di seluruh negeri ketika Amerika Serikat bersiap untuk menarik pasukan pada batas waktu 31 Agustus. Taliban merebut Kabul pada 15 Agustus.
Pada Minggu (12/9), Haqqani mengatakan siswa perempuan akan dikenakan aturan pakaian yang wajib dikenakan.
Pemisahan juga akan diberlakukan, katanya. “Kami tidak akan mengizinkan siswa laki-laki dan perempuan untuk bercampur baur meski dalam ranah pendidikan,” tambahnya.
Dia mengatakan siswa perempuan akan diajar oleh perempuan sedapat mungkin. “Alhamdulillah kami memiliki banyak guru perempuan. Kami tidak akan menghadapi masalah dalam hal ini. Segala upaya akan dilakukan untuk mencari dan menyediakan guru perempuan bagi siswa perempuan,” katanya.
Haqqani mengatakan mata pelajaran yang diajarkan juga akan ditinjau.
Haqqani mengatakan jika tidak ada guru perempuan yang tersedia, langkah-langkah khusus akan diambil untuk memastikan pemisahan.
“Kalau memang ada kebutuhan, laki-laki juga bisa mengajar, tapi sesuai Syariah, mereka harus mengenakan penutup aurat,” katanya. Ruang kelas akan ditutup untuk membagi siswa laki-laki dan perempuan jika diperlukan dan pengajaran juga dapat dilakukan melalui streaming atau TV sirkuit tertutup.
Pemisahan ruang kelas yang oleh tirai telah terlihat di banyak tempat sejak pemerintah yang didukung Barat runtuh dan Taliban merebut Kabul bulan lalu. (Althaf/arrahmah.com)