KABUL (Arrahmah.id) — Sebuah video beredar di media sosial menunjukkan pengungsi Afghanistan di Iran diduga dianiaya oleh pasukan keamanan Iran. Pihak berwenang Taliban mengaku sedih dengan laporan penganiayaan tersebut.
Video yang beredar selama akhir pekan menunjukkan pria berseragam penjaga perbatasan Iran dan warga sipil memukuli pengungsi Afghanistan. Ketika rekaman itu menjadi viral, itu memicu gelombang protes yang menargetkan misi diplomatik Iran di Kabul dan Herat pada Senin.
Di Herat, para demonstran yang marah meneriakkan “matilah Iran” saat mereka melempari gedung konsulat dengan batu.
Sementara pihak berwenang Iran membantah penganiayaan terhadap warga Afghanistan tersebut. Kementerian Pengungsi dan Repatriasi di Kabul mengatakan sedang menyelidiki masalah itu.
“Kami sangat sedih dengan video perlakuan brutal terhadap pengungsi di Iran, yang beredar di media,” kata Direktur informasi dan hubungan masyarakat kementerian, Abdul Mutalib Haqqani, dilansir dari Arab News (14/4/2022).
Haqqani mengatakan, perwakilan dari Kedutaan Besar Iran telah dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri Afghanistan dan utusan Kabul untuk urusan pengungsi telah berbicara dengan pihak berwenang di Teheran.
“Kami yakin bahwa perilaku semacam ini akan berhenti,” ujarnya.
Haqqani menambahkan bahwa para pejabat dari Kabul berencana untuk mengunjungi Iran, bertemu dengan Afghanistan di sana. Mereka ingin mengadakan pertemuan trilateral dengan otoritas Iran dan badan pengungsi PBB untuk membahas masalah tersebut.
Menyusul protes kekerasan di kota-kota Afghanistan, Iran juga menghentikan sementara layanan konsuler di negara tetangga dan memanggil kuasa usaha Afghanistan di Teheran.
Beberapa tuduhan penganiayaan terhadap warga Afghanistan di Iran telah muncul dalam beberapa tahun terakhir. Pada Agustus 2020, laporan bahwa puluhan warga negara Afghanistan disiksa oleh penjaga perbatasan Iran dan dibuang ke sungai yang mengalir di antara kedua negara menjadi berita utama di seluruh dunia.
Jawad (26) yang dideportasi dari Iran bulan lalu, mengaku dia telah mengalami perlakuan tidak manusiawi. “Mereka tidak memberi kami visa sejak awal, dan ketika kami memasuki negara itu secara ilegal, mereka memukuli kami dan memperlakukan kami seperti binatang,” katanya.
“Petugas keamanan yang dekat dengan perbatasan memukuli kami dan memperingatkan kami bahwa mereka akan menembak kami lain kali,” ujarnya lagi.
Selama beberapa dekade Iran telah menampung jutaan pengungsi dari Afghanistan. Kementerian luar negeri di Teheran mengatakan pekan lalu bahwa jumlahnya melonjak menjadi 5 juta, dari hampir 4 juta sebelum Taliban mendapatkan kembali kekuasaan pada Agustus lalu. (hanoum/arrahmah.id)