KABUL (Arrahmah.com) – Kelompok pejuang Taliban mengatakan bahwa semua tentara asing yang masih berada di Afghanistan setelah tenggat penarikan pasukan NATO pada September mendatang akan berisiko dianggap sebagai penjajah.
Pernyataan tersebut dilontarkan di tengah berbagai laporan bahwa seribu serdadu, yang sebagian besar berasal dari AS, akan tetap berada di Afghanistan untuk melindungi misi diplomatik dan bandara internasional Kabul.
Juru bicara Taliban Suhail Shahin mengatakan, menguasai Kabul secara militer “bukan kebijakan Taliban”.
Namun saat berbicara kepada BBC dari markas Taliban di Qatar, ia berkata bahwa tidak boleh ada tentara asing – termasuk kontraktor militer – yang masih berada di kota itu setelah tenggat waktu penarikan pasukan asing selesai.
“Jika mereka meninggalkan pasukan mereka, yang merupakan pelanggaran terhadap perjanjian Doha, maka dalam situasi itu pimpinan kami akan memutuskan tindakan selanjutnya,” kata Shahin, dilansir BBC pada Senin (5/7/2021).
“Kami akan bereaksi, dan keputusan final ada di tangan pimpinan kami,” ujarnya.
Meski demikian, Shahin mengatakan bahwa mereka tidak akan menyerang diplomat, organisasi non pemerintah (NGO), dan warga asing lainnya. Ia menegaskan bahwa Afghanistan tidak memerlukan perlindungan terus menerus dari tentara asing.
Kami melawan pasukan militer asing, bukan diplomat, NGO, dan pekerja; berfungsinya NGO serta kedutaan adalah hal yang dibutuhkan rakyat kami. Kami tidak akan menjadi ancaman bagi mereka,” ujarnya.
Shahin menjabarkan penarikan pasukan dari Bagram Airfield – bekas markas militer terbesar di Afghanistan – sebagai “peristiwa bersejarah”.
Berdasarkan kesepakatan dengan Taliban, AS dan sekutunya di NATO sepakat untuk menarik semua tentara mereka. Sebagai gantinya, kelompok militan itu tidak boleh membiarkan Al-Qaeda atau kelompok ekstremis lainnya beroperasi di wilayah yang mereka kuasai.
Presiden Joe Biden menetapkan tenggat pada 11 September – menandai 20 tahun serangan terhadap AS, yang disebut serangan 9/11 (nine-eleven) – untuk penarikan pasukan Amerika secara penuh, namun berbagai laporan mengatakan bahwa penarikan itu akan selesai dalam beberapa hari ke depan.
Adapun terkait isu keterlibatan Taliban dalam peningkatan kekerasan yang baru-baru ini terjadi di Afghanistan, Shahin membantah tuduhan tersebut. Ia menjelaskan bahwa banyak distrik jatuh ke tangan Taliban melalui mediasi setelah para serdadu Afghanistan menolak untuk bertempur.
Pada Ahad (4/7) kemarin, Taliban menguasai satu wilayah lagi di provinsi Kandahar di selatan. Taliban mengaku mereka sekarang menguasai sekitar seperempat dari 400 distrik di Afghanistan. (rafa/arrahmah.com)