ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Taliban Pakistan telah melakukan pergerakan semakin jauh ke dalam area Pakistan, kini mereka telah berada di dekat ibukota Pakistan, Islamabad setelah mereka berhasil menegakkan aturan mereka (Islam-red) di wilayah Swat Valley dan diterima penduduk di sana.
Sekitar 20 kendaraan yang membawa sejumlah mujahidin memasuki Distrik Buner, 100 km Baratlaut Islamabad pada Senin (6/4).
Pejabat lokal mengonfirmasikan pada Rabu (8/4) bahwa benar para mujahidin telah memasuki wilayah kota dan bertempur dengan personil polisi Pakistan di beberapa bagian di distrik Buner.
Pakistan telah berhasil menguasai Lembah Swat dan menjalankan aturan Islam di wilayah tersebut. Lembah Swat berada sekitar 160 km dari Islamabad.
Taliban mengaku bahwa serangan-serangan yang terjadi di Pakistan yang menargetkan tentara kafir AS dan para sekutunya adalah balasan untuk serangan misil AS yang selalu ditembakkan ke wilayah suku di Pakistan dan membunuh warga sipil yang tidak berdosa.
Taliban telah berkali-kali memperingatkan Pakistan bahwa mereka akan melakukan “sesuatu” di ibukota Pakistan jika Pakistan terus-menerus memerangi Taliban dan mendukung “perang melawan teror” yang dilancarkan AS.
Walau kini tercatat terdapat sekitar 70.000 pasukan kafir di Afghanistan, namun jumlah tersebut tidak menyurutkan semangat para mujahidin untuk terus bertempur menghabisi mereka. Terbukti, mujahidin dari hari ke hari semakin menguat dan kekuatan mereka telah terbentuk hingga ke perbatasan.
Jika di Afghanistan, mujahidin Taliban berkonsentrasi menghabisi tentara-tentara kafir setiap harinya, maka di Pakistan, para mujahidin melakukan penyerangan terhadap konvoy kendaraan yang membawa logistik untuk tentara-tentara teroris antek AS di Afghanistan.
Semakin menguatnya mujahidin Taliban di Afghanistan dan Pakistan membuat AS gerah, dan mencari-cari strategi terbaru untuk melawan mereka, termasuk melakukan hal-hal licik dengan berniat membayar kepala-kepala suku di pedalaman Pakistan untuk membantu AS. AS juga telah merangkul teman-teman baru untuk bergabung dalam perang di Afghanistan, salah satunya Rusia. (Hanin Mazaya/arrahmah)