Pakistan (arrahmah) – Gerakan Taliban Pakistan, Minggu (30/3), menyambut baik kesediaan perdana menteri baru Pakistan untuk berunding guna mengakhiri konflik yang meluas di Pakistan, tetapi berikrar akan tetap memerangi pasukan AS di Afghanistan.
“Kami siap berunding dan memperluas semua jenis kerja sama dengan pemerintah untuk mewujudkan perdamaian di daerah-daerah suku,” kata Maulvi Omar, juru bicara gerakan Tehrik-e-Taliban.
“Tetapi perjuangan kami melawan pasukan AS dan asing lainnya di Afghanistan akan tetap dilanjutkan,” kata Omar, yang menghadiri satu pertemuan ribuan anggota suku di daerah Bajaur.
Para ulama Muslim dan para pemimpin gerilyawan, yang dikawal ratusan pejuang bersenjata, menyampaikan pidato di sebuah lapangan dekat pasar utama kota Inayat Kallay, Bajaur. Sementara itu mereka meneriakkan yel-yel “Panjang Umur Osama” dan “Panjang Umur Omar”.
Pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden dan pemimpin Taliban Afghanistan Mullah Omar dihormati karena memperjuangkan Islam di banyak daerah suku Pashtun, satu wilayah yang AS anggap sebagai pangkalan bagi gerilyawan Islam.
AS khawatir pengurangan tekanan terhadap para gerilyawan yang berpangkalan di sana akan meningkatkan perlawanan Taliban di Afghanistan, dan memberikan Al Qaeda tempat untuk mengatur serangan-serangan di AS dan Eropa.
Kekalahan sekutu-sekutu politik Presiden Pakistan Pervez Musharraf dalam pemilu bulan lalu berarti Washington harus berurusan dengan sebuah pemerintah yang berusaha mencari pilihan-pilihan kebijakan yang menghasilkan munculnya ketidak amanan di Pakistan yang memiliki senjata nuklir itu.
Setelah memperoleh suara kepercayaan di Majelis Nasional, PM Yousuf Raza Gilani mengatakan pemerintah akan berunding dengan siapapun yang bersedia meletakkan senjata mereka untuk menyelesaikan masalah-masalah yang menyebabkan keterbelakangan, daerah-daerah suku gelisah.
Gelombang aksi kekerasan termasuk sejumlah serangan bunuh diri tanpa terkendali dalam sembilan bulan belakangan ini, sebagian besar dipersalahkan pada kelompok-kelompok gerilyawan yang beroperasi dari daerah-daerah suku seperti Waziristan dan Bajaur.
Hampir 600 orang tewas dalam tiga bulan belakangan ini saja, ketika para gerilyawan meningkatkan kampanye untuk menggoyahkan Musharraf sekutu AS itu.
Maulvi Omar, yang gerakannya Tehrik-e-Taliban adalah satu organisasi induk bagi kelompok-kelompok gerilyawan yang berpangkalan di daerah-daerah suku Pakistan, mengatakan perundingan-perundingan itu mungkin bisa dilakukan jika kebijakan-kebijakan Musharraf dicabut.
Ketua Taliban Pakistan yang berpangkalan di Waziristan, Baitullah Mehsud tidak menghadiri pertemuan di daerah suku itu, tetapi deputinya, Maulvi Faqir berpangkalan di Bajaur.
“Kami tidak menentang perundingan tetapi pemerintah harus menjamin satu gencatan senjata menyeluruh , karena setiap pelanggaran akan memberikan dampak terburuk pada proses itu,” kata Faqir kepada massa. [fad/mi]