KANDAHAR (Arrahmah.com) – Militan Taliban merebut dua kota besar Afghanistan, kota terbesar kedua dan ketiga di negara itu setelah Kabul, pada Kamis (12/8/2021).
Direbutnya Kandahar dan Herat menandai hadiah terbesar bagi Taliban, yang telah merebut 12 dari 34 ibu kota provinsi Afghanistan sebagai bagian dari serangan selama sepekan.
Direbutnya kota Ghazni pun memotong jalan raya penting yang menghubungkan ibukota Afghanistan, Kabul, dengan Kandahar.
Hingga kini Kabul sendiri belum secara langsung terancam, namun kekalahan dan pertempuran di tempat lain semakin menguatkan bahwa Taliban akan bangkit kembali.
Dilansir AP News (13/8/2021), penilaian intelijen militer AS terbaru menunjukkan Kabul bisa diambil alih Taliban dalam waktu 30 hari. Sedangkan untuk mendapatkan kendali penuh atas negara itu diperkirakan akan terjadi dalam beberapa bulan.
Serangan gencar Taliban itu mewakili keruntuhan pasukan Afghanistan dan menjadi sebuah pertanyan tentang ke mana dana lebih dari $830 miliar yang dihabiskan Departemen Pertahanan AS untuk melatih mereka berperang.
Di Herat, menurut saksi mata, militan Taliban dengan cepat merebut gedung-gedung pemerintah. Suara tembakan terdengar sporadis namun setelah itu seluruh isi kota terdiam.
Herat telah diserang Taliban selama dua pekan. Gelombang pertama serangan berhasil digagalkan panglima perang Ismail Khan dan pasukannya. Namun pada Kamis sore, Taliban dapat menerobos garis pertahanan kota dan kemudian mengatakan bahwa mereka memegang kendali.
Anggota parlemen Afghanistan Semin Barekzai juga mengakui kejatuhan kota itu. Dia mengatakan bahwa beberapa pejabat di sana telah melarikan diri. Saksi mata menggambarkan melihat anggota Taliban yang pernah ditahan di penjara Herat sekarang bebas bergerak di jalanan.
Di Kandahar, Taliban merebut kantor gubernur dan bangunan lainnya, kata saksi mata. Gubernur dan pejabat lainnya melarikan diri untuk mengejar penerbangan di Kabul, para saksi menambahkan. Mereka menolak disebutkan namanya secara terbuka karena kekalahan tersebut belum diakui oleh pemerintah.
Taliban sebelumnya menyerang sebuah penjara di Kandahar dan membebaskan narapidana di dalamnya, kata para pejabat.
Sebelumnya, Kamis (12/8), para anggota Taliban mengibarkan bendera putih mereka di atas kota Ghazni, 130 kilometer (80 mil) barat daya Kabul.
Anggota dewan provinsi Ghazni Amanullah Kamrani menuduh bahwa gubernur provinsi dan kepala polisi membuat kesepakatan dengan Taliban untuk melarikan diri setelah menyerah.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Mirwais Stanekzai kemudian mengatakan gubernur dan wakilnya telah ditangkap atas dugaan kesepakatan itu. Para pejabat tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Stanekzai juga mengakui dalam sebuah pesan video bahwa sebagian Ghanzi telah jatuh, meskipun dia bersikeras pasukan keamanan pemerintah “benar-benar ada” di kota itu.
Hilangnya Ghazni – yang terletak di sepanjang Jalan Raya Kabul-Kandahar – dapat mempersulit pasokan dan pergerakan pasukan pemerintah, serta menekan ibu kota dari selatan. (hanoum/arrahmah.com)